Kami ingin menciptakan lingkungan yang mengutamakan keselamatan dan kami berharap, seiring dengan kemajuan teknis, teknologi otomatis akan menghasilkan jalan yang jauh lebih aman. Sebagai konteksnya, terdapat sekitar 1,3 juta kematian di jalan raya, secara global, setiap tahunnya: hal ini merupakan krisis keselamatan jalan raya.
Ini adalah kemajuan selangkah demi selangkah. Industri mobil telah menetapkan tingkat otomatisasi yang berbeda-beda, dari nol (tanpa otomatisasi) hingga lima, yaitu otomatisasi penuh, artinya suatu sistem mengendalikan kendaraan dalam segala kondisi. Saat ini, banyak negara memiliki mobil dengan teknologi tingkat dua, yang mana pengemudilah yang memegang kendali, dengan bantuan tertentu. Kita mulai melihat teknologi level tiga pada beberapa mobil, dimana terdapat lebih banyak otonomi dalam kemacetan lalu lintas dan di jalan raya.
Langkah berikutnya adalah kendaraan yang mampu mengemudi sepenuhnya secara mandiri, dalam kondisi terbatas, dan kita sudah mulai melihat hal ini terjadi.
Tahun ini, kami sedang mengembangkan peraturan teknis global untuk sistem mengemudi otomatis. Industri menyatakan siap menghadapi hal ini, jadi kami berharap hal ini akan terjadi, karena ada banyak tantangan yang harus kita atasi: selain krisis keselamatan jalan raya, transportasi memberikan dampak besar terhadap lingkungan, dan kita harus memitigasi dampak tersebut dengan dukungan dari teknologi.
Berita PBB: Apa yang bisa dilakukan untuk meminimalkan ancaman peretas yang membahayakan mobil yang terhubung dan membahayakan keselamatan kita?
Ini adalah masalah yang sangat serius, dan selalu ada risiko pada setiap kendaraan baru. Pada dasarnya itulah alasan mengapa Kelompok Kerja ini mengadopsi peraturan teknis untuk keamanan siber pada tahun 2020. Beberapa negara kini mewajibkan peraturan ini, sehingga industri sudah bersiap-siap. Peraturan ini dibuat untuk memastikan bahwa semua proses berjalan dengan baik dan jika terjadi masalah, kita mempunyai sarana untuk bereaksi.
