Search

Mangut lele, rendang, dan bubur kacang hijau jadi menu di Armuzna

Hilman menambahkan menu masakan siap saji ini merupakan produk Indonesia, dimana pihak masyariq selaku mitra Kemenag bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia dalam proses penyediaannya.

“Kami perlahan dan terus bersemangat menjalin komunikasi dengan mitra kami di Saudi agar mereka mulai lebih banyak gunakan produk Indonesia. Ini masyariq bekerja sama dengan perusahaan di Indonesia untuk gunakan produk Indonesia. Kita sudah mendorong selain rasa, produknya juga dari Indonesia,” katanya.

Subhan Cholid menambahkan selama di Armuzna, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan 15 kali makan dan ada dua jenis makanan yang diberikan, yaitu: makanan siap saji dan makanan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina.

Menu makanan siap saji diberikan kepada jamaah pada waktu-waktu tertentu. Pertama, makan siang pada 8 Zulhijah. Ini bersamaan dengan pergerakan jamaah dari Mekkah menuju Arafah, sehingga begitu jamaah datang, sudah langsung tersedia makanan.

Baca Juga:  Akses bantuan yang lebih cepat dan aman sangat penting untuk mencegah kelaparan dan penyakit di Gaza

Kedua, makan siang pada 9 Zulhijjah (saat puncak wukuf) agar jamaah tidak disibukkan oleh antrian mendapatkan makanan dan dengan makanan siap saji, maka konsumsi jemaah bisa dibagikan lebih awal.

Ketiga, makan malam pada 9 Zulhijah, tepatnya pada saat jamaah akan mulai bergerak menuju Muzdalifah.

Keempat, sarapan pagi pada 10 Zulhijah, saat jamaah baru tiba di Mina. Ini juga dimaksudkan agar begitu jamaah tiba di Mina, sudah ada makanan.

Kelima, makan siang pada saat jamaah akan meninggalkan Mina, baik pada 12 Zulhijah untuk Nafar Awal maupun 13 Zulhijah untuk Nafar Tsani.

“Di luar jam-jam itu, makanan di Armuzna akan disajikan secara reguler berupa masakan yang dimasak di dapur-dapur yang ada di Arafah dan Mina,” katanya.

Setelah pecahnya konflik saat ini, segalanya berubah. “Tiba-tiba saya menjadi pengungsi di daerah dekat laut. Saya bisa saja menyewa sebuah tempat kecil untuk tinggal tetapi para perempuan dan anak-anak tetap...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist