Aulanews.id – Mendapatkan pasokan yang cukup ke dalam dan melintasi Gaza kini bergantung pada pembukaan rute masuk baru, lebih banyak truk yang diizinkan melewati pemeriksaan perbatasan setiap hari, lebih sedikit pembatasan pergerakan pekerja kemanusiaan, dan jaminan keselamatan bagi orang-orang yang mengakses dan mendistribusikan bantuan, kata mereka.
Mereka memperingatkan bahwa aksi kemanusiaan sangat dibatasi oleh penutupan semua kecuali dua perlintasan perbatasan di wilayah selatan dan proses pemeriksaan berlapis terhadap truk yang membawa bantuan.
Setiap jam berartiNamun, begitu berada di dalam, upaya untuk mendirikan titik-titik layanan bagi orang-orang yang membutuhkan terhambat oleh pemboman dan perubahan medan pertempuran yang terus-menerus, sehingga menempatkan warga sipil Gaza dan personel kemanusiaan dalam bahaya.
“Orang-orang di Gaza berisiko mati kelaparan hanya beberapa mil dari truk yang berisi makanan,” kata Cindy McCain, Direktur Eksekutif WFP.
“Setiap jam yang hilang membahayakan banyak nyawa. Kita dapat mencegah kelaparan, namun hanya jika kita dapat menyediakan pasokan yang cukup dan memiliki akses yang aman kepada semua orang yang membutuhkan, di mana pun mereka berada.”
Ketakutan akan kelaparanSeluruh penduduk Gaza – sekitar 2,2 juta orang – berada dalam krisis atau tingkat ketidakamanan akut yang lebih parah, demikian konfirmasi laporan keamanan pangan internasional terbaru, IPC, dan kelaparan dapat terjadi jika kondisi saat ini terus berlanjut.
WFP telah menyediakan makanan kepada masyarakat di Gaza sejak dimulainya permusuhan pada 7 Oktober, dan mencapai lebih dari 900.000 orang pada bulan Desember.
