Aulanews.id – Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 dan didukung oleh Partai Perindo Ganjar Pranowo-Mahfud MD bertekad mewujudkan ekonomi biru. Adapun program tersebut diyakini bisa mengakselerasi ekonomi nasional, lantaran Indonesia memiliki potensi sangat besar.
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Chico Hakim mengungkapkan Ganjar-Mahfud memilih fokus pada ekonomi biru karena melihat fakta Indonesia sebagai negara yang 77% wilayahnya adalah lautan. Akan tetapi, pemerintah belum mampu mengkapitalisasi potensi itu sebagai ujung tombak produk domestik bruto (PDB).
“Angka 7,6% PDB dari sektor maritim sangat kecil dibandingkan potensi yang ada,” kata Chico Hakim dikutip, Senin (20/11/2023).
Chico berpendapat itu sebagai sebuah ironi, karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencanangkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Bahkan Chico menuturkan bahwa perjalanan mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia tanpa kemajuan berarti dari tahun ke tahun.
“Permasalahannya bukan pada cita-cita, tapi pada keseriusan dalam upaya mewujudkannya. Tercermin pada tidak adanya penekanan tentang ketahanan laut Indonesia di APBN dari tahun ke tahun,” kata Chico.
Dalam memaksimalkan misi ekonomi biru, Ganjar-Mahfud akan memulainya dengan menggali potensi-potensi yang paling mudah dijangkau dan dikapitalisasi seperti memasifkan budi daya rumput laut di berbagai daerah.
“Rumput laut yang hanya butuh tak sampai jarak puluhan meter dari pantai untuk melakukan budi daya. Artinya, investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan sangat mungkin direalisasikan segera dan serentak di banyak wilayah,” tutur Chico.
Dalam dokumen visi-misi disebutkan setidaknya ada delapan program unggulan Ganjar-Mahfud yang disiapkan untuk mewujudkan ekonomi biru. Pertama, mengakselerasi 11 potensi maritim.
Misal, mendorong potensi perikanan tangkap, mendongkrak produksi perikanan budi daya, membangun industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, menangkap potensi pertambangan dan energi di laut, dan memperkuat potensi sumber daya alam nonkonvesional. Kedua, penangkapan ikan terukur berbasis kuota dan zonasi.
Ketiga, tata kelola laut yang inklusif dan berkelanjutan. Keempat, program maritim unggul, terutama mendorong peningkatan konektivitas maritim. Kelima, membangun industri galangan kapal. Keenam, mendorong industri perikanan dan hasil laut. Ketujuh, mengatasi pencemaran laut. Kedelapan, meningkatkan potensi wisata maritim.