Presiden Majelis Umum meningkatkan kewaspadaan atas ‘ketergantungan komoditas’ Presiden Majelis Umum pada hari Jumat menyerukan negara-negara anggota dan pemangku kepentingan untuk mengatasi ketergantungan komoditas di negara-negara dan dampaknya terhadap perekonomian global, dalam dialog informal mengenai masalah ini.
Menurut Dennis Francis, ketergantungan komoditas adalah “skenario di mana 60 persen atau lebih pendapatan ekspor suatu negara bergantung pada barang-barang kebutuhan pokok”, yang secara tidak proporsional berdampak terutama pada negara-negara berkembang.
Meskipun pasar komoditas penting bagi perekonomian global, ketergantungan berlebihan terhadap komoditas membuat negara-negara dan warganya rentan terhadap ketidakstabilan ekonomi, katanya.
Paus Fransiskus menyerukan agar masalah ini segera diatasi di tengah diskusi global yang sedang berlangsung mengenai keberlanjutan utang dan reformasi arsitektur keuangan internasional.
“Saya percaya bahwa melepaskan diri dari ketergantungan pada komoditas – meskipun merupakan tantangan – dapat dicapai,” kata Francis.
Negara-negara yang bergantung Berdasarkan laporan Keadaan Ketergantungan Komoditas (State of Commodity Dependence) yang dikeluarkan badan Perdagangan dan Pembangunan PBB, UNCTAD, 85 persen negara-negara kurang berkembang di dunia bergantung pada komoditas, begitu pula dengan banyak Negara Berkembang yang Terkurung Daratan dan Negara Berkembang Pulau-Pulau Kecil, meninggalkan perekonomian mereka “rentan, dan sangat rentan terhadap guncangan eksternal.”
Presiden Majelis mengatakan peningkatan jumlah negara yang terkena dampak selama dua dekade seharusnya “membunyikan bel alarm” bagi Negara-negara Anggota karena mengatasi masalah ini diperlukan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030.