Sejak awal konflik, lebih dari 31.000 warga sipil telah terbunuh, di antaranya adalah 9.000 perempuan dan 13.000 anak-anak, katanya, sambil menjelaskan kepada para peserta mengenai dampak kemanusiaan dari konflik tersebut. Setiap hari, sekitar 53 perempuan terbunuhkatanya, mengutip laporan UN Women.
Kondisi kehidupan yang tidak higienis telah menyebabkan penyebaran penyakit, dan kepadatan di tempat penampungan saat ini menyebabkan 888 orang per toilet dan 5.400 orang untuk setiap kamar mandi yang tersedia.
“Orang-orang menjalani hari-hari tanpa makan,” kata Ibu Uuikyla, dengan 155.000 wanita hamil menghadapi malnutrisi.
‘Satu langkah lagi dari kelaparan’Melihat dari dekat situasi saat ini, Laila Baker dari Badan kesehatan reproduksi PBB, UNFPAmengatakan puluhan ribu perempuan hamil atau menyusui tidak dapat mengakses makanan yang mereka butuhkan dan 180 melahirkan setiap hari.
Pada saat yang sama, tingkat malnutrisi pada anak di bawah usia dua tahun telah meningkat dari di bawah satu persen pada bulan Oktober menjadi 15 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya pada saat ini, lapornya.
“Kelaparan merupakan ancaman mematikan saat ini; setiap hari adalah perjuangan untuk bertahan hidup,” dia berkata. “Lebih dari setengah juta orang berada satu langkah lagi menuju kelaparan di masyarakat dimana kelaparan belum pernah terjadi sebelumnya.”
Sebuah keluarga yang terpaksa mengungsi dari rumahnya di Gaza kini tinggal di kamp pengungsi di Rafah.
Gencatan senjata diperlukan sekarangSemua upaya untuk mengatasi kekhawatiran perempuan dan anak perempuan sebelum bulan Oktober “telah sia-sia”, katanya, menyerukan pengiriman bantuan kemanusiaan segera dan amansejalan dengan ketentuan perintah yang dikeluarkan Mahkamah Internasional (ICJ) pada bulan Januari.
Karena UNFPA bekerja tanpa kenal lelah dengan para mitranya, namun ada pula yang diserang dan staf medis tidak mempunyai kondisi yang aman, obat-obatan dan persediaan untuk merawat pasien mereka.
“Satu-satunya cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menyerukan gencatan senjata segera,” katanya, juga menyerukan perlindungan yang setara bagi semua orang.
Diperkirakan 7.000 delegasi berpartisipasi dalam CSW68, yang berlangsung dari 11 hingga 22 Maret. Baca penjelasan kami di sini dan cari tahu tentang lusinan acara sampingan yang diadakan di sini.
SDG 5
SDG 5: BERDAYA SEMUA PEREMPUAN DAN PEREMPUAN
Akhiri segala bentuk diskriminasi dan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan. Hilangkan praktik-praktik berbahaya seperti pernikahan dini dan pernikahan paksa serta mutilasi alat kelamin perempuan. Sesuaikan dan perkuat undang-undang untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dan anak perempuan. Pastikan partisipasi perempuan secara penuh dan efektif serta kesempatan yang sama dalam kepemimpinan di bidang politik, ekonomi dan kehidupan masyarakatMemastikan akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi