Aulanews.id – Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai Partai Demokrat akan sulit membangun koalisi baru bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). “Kemungkinan buat poros yang baru saya sih melihatnya benar, sulit, kenapa? Poros baru itu sulit terbentuk,” kata Ujang, Ahad (10/9/2023).
Ujang menjelaskan tiga alasan kesulitan itu. Pertama, PKS sudah dipastikan akan melekat kepada Anies. Kemudian kedua, ia melihat PPP akan tetap merapat ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) setelah Kementerian Hukum dan HAM menerbitkan Surat Keputusan (SK) kepada Mardiono sebagai Pelaksana Tugas Ketum PPP.
Ketiga, Ujang mengatakan apabila memang koalisi ini terbentuk, maka tidak ada bakal calon presiden yang diunggulkan. “Siapa capres unggulannya? Tidak ada capres yang memiliki elektabilitas yang tinggi,” kata dia.
Sandiaga dan AHY dianggap tak bisa punya elektabilitas besar sebagai capres
Ujang mengungkapkan Sandiaga Uno memiliki elektabilitas pada cawapres, bukan capres. Sama seperti elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang hanya masuk bursa cawapres. “Kalau tidak ada capres unggulan maka percuma koalisi tidak akan menang, maka akan tumbang,” ujar Ujang.
Demokrat akui kecil kemungkinan buat koalisi baru
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Herman Khaeron, mengakui kecil kemungkinan partainya membentuk koalisi baru ketimbang bergabung dengan koalisi yang sudah ada. Herman menjawab diplomatis ketika ditanya apakah akan membentuk koalisi baru. Ia mengatakan dalam politik segalanya serba mungkin.