Kelompok bantuan kemanusiaan mengatakan prosedur pemeriksaan yang rumit di perbatasan, pertempuran yang terus berlanjut, dan terganggunya ketertiban umum telah menyebabkan lambatnya konvoi. Israel menuduh PBB melakukan disorganisasi.
Dampaknya sangat buruk, staf rumah sakit kesulitan mengatasi kekurangan suku cadang untuk memelihara peralatan medis. Para Martir Al-Aqsa juga kekurangan anestesi, yang berarti operasi dan prosedur lainnya sering dilakukan tanpa obat penghilang rasa sakit.
Haj-Hassan mengatakan hanya ada cara untuk mengakhiri krisis layanan kesehatan di Gaza.
“Mereka membutuhkan perang untuk dihentikan,” katanya.