Lewat proses komunikasi ini pihak kepolisian juga berpeluang untuk memperoleh dukungan publik. Dukungan dari tokoh agama dan masyarakat, kata Dwi Prasetyo, dapat membantu polisi dalam meredam potensi gangguan selama pemilu.
“Mereka dapat membantu dalam menyuarakan pesan-pesan penting terkait perdamaian dan ketertiban selama proses pemilu,” katanya.
“Di Indonesia, faktor agama sering menjadi salah satu sumber potensi konflik. Melibatkan ulama dalam komunikasi dapat membantu mencegah penyalahgunaan agama untuk tujuan politik dan menjaga stabilitas,” tambah Dwi Prasetyo.
Komunikasi yang baik dengan ulama dan tokoh masyarakat, menurutnya, adalah bagian dari pendekatan yang demokratis dalam menjalankan pemilu. Ini menunjukkan bahwa kepolisian menghormati beragam pandangan dan bersedia berkomunikasi dengan berbagai elemen masyarakat.
“Dengan menjalin kerja sama yang baik dan komunikasi yang efektif dengan ulama dan tokoh masyarakat, kepolisian berupaya untuk menciptakan lingkungan yang aman, damai, dan kondusif selama pemilu, serta memastikan suksesnya proses demokrasi tanpa gangguan yang signifikan,” pungkasnya.(RH/Hb)