Aulanews.id – Berbicara kepada wartawan selama pertemuan dua hari dengan utusan khusus regional dan nasional untuk Afghanistan, António Guterres mengatakan ada konsensus di antara para delegasi mengenai apa yang perlu dilakukan, meskipun Taliban tidak ambil bagian.
“Kami menginginkan Afghanistan yang damai, damai dengan dirinya sendiri dan damai dengan negara-negara tetangganya, serta mampu memikul komitmen dan kewajiban internasional sebuah negara yang berdaulat… dalam kaitannya dengan komunitas internasional, negara-negara tetangganya, dan dalam kaitannya dengan hak-hak masyarakatnya sendiri. ,” dia berkata.
Ada juga konsensus mengenai proses untuk mencapai tujuan ini, tambahnya, dengan memperhatikan proposal yang diuraikan dalam tinjauan independen mengenai pendekatan terpadu dan koheren yang dilakukan oleh Feridun Sinirlioğlu, sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan 2679.
Kekhawatiran utamaHal ini mencakup semua bidang utama yang menjadi perhatian, kata Guterres, termasuk memastikan Afghanistan tidak menjadi “sarang” aktivitas teroris, menjadi lembaga yang inklusif, di mana semua kelompok yang beragam merasa terwakili dalam negara yang “benar-benar inklusif”.
Kajian ini mencatat pentingnya penegakan hak asasi manusia, khususnya bagi perempuan dan anak perempuan; dan keprihatinan, namun juga pengakuan atas kemajuan yang dicapai dalam memerangi produksi narkoba dan perdagangan narkoba.
Sekjen PBB juga menggarisbawahi perlunya bantuan kemanusiaan yang efektif kepada negara tersebut, serta pertanyaan jangka panjang mengenai perkembangan Afghanistan di masa depan.
Guterres lebih lanjut mencatat kerja sama yang sedang berlangsung antara Afghanistan dan negara-negara tetangga, seperti perdagangan dan pembangunan infrastruktur, atau pengaturan bilateral dalam memerangi perdagangan obat-obatan terlarang.