Kaum muda di Haiti tetap optimis di tengah memburuknya ketidakstabilan

Jumlah pengungsi di Haiti juga meningkat pesat dalam beberapa bulan terakhir, dari 362.000 pada bulan Maret menjadi 580.000 saat ini, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Lebih dari 100.000 orang meninggalkan Port-au-Prince karena situasi keamanan yang memburuk.

Situasi ini mempunyai dampak yang serius terhadap anak-anak Haiti. Dari 2.500 orang yang tewas atau terluka selama Januari hingga Maret, banyak di antara mereka adalah anak-anak, kata UNICEF.

“Setiap hari, anak-anak terluka atau terbunuh,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell kepada Dewan Keamanan PBB pada bulan April. “Beberapa di antaranya direkrut, atau mereka bergabung dengan kelompok bersenjata karena putus asa.”

Sekitar 600.000 dari 1,6 juta orang yang menghadapi tingkat darurat kerawanan pangan akut adalah anak-anak dan banyak sekolah ditutup karena serangan tersebut, sehingga ribuan anak kehilangan hak atas pendidikan.

Baca Juga:  Gaza: Utusan PBB untuk Timur Tengah menegaskan kembali seruan gencatan senjata dan perjanjian pembebasan sandera

Masih optimisMeskipun kondisinya memprihatinkan, banyak generasi muda yang masih memiliki harapan. Menurut survei UNICEF, 24 persen dari mereka sangat berharap dan 41 persen setidaknya memiliki sedikit harapan. Empat belas persen mengatakan mereka tidak terlalu berharap, dan hanya 10 persen yang melaporkan tidak ada harapan sama sekali.

Ketika ditanya tentang apa yang bisa membuat negara ini melakukan perubahan terbesar, 40 persen menyebutkan akses yang lebih baik terhadap pendidikan, 24 persen pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan, 19 persen keamanan di seluruh negeri, dan tujuh persen peningkatan layanan kesehatan.

Pemuda Haiti menyebut pendidikan sebagai faktor kunci untuk membuat perubahan jangka panjang di negara mereka.

Pemuda Haiti menyebut pendidikan sebagai faktor kunci untuk membuat perubahan jangka panjang di negara mereka.

Pembunuhan Eygi menggemakan kasus jurnalis Amerika-Palestina Shireen Abu Akleh, yang dibunuh dengan cara serupa pada tahun 2022. Baca Juga:  Gaza: Utusan PBB untuk Timur Tengah menegaskan kembali seruan gencatan senjata...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist