“Pihak yang membuat dan menjadikan korban perempuan itu siapa? Laki-laki. Kalau laki-laki tahu dan mengerti, maka dia akan menahan diri untuk tidak melakukan kekerasan kepada perempuan,” jelas Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.
Selain itu, kata Nyai Sinta, para tokoh agama laki-laki juga bisa memberikan contoh atau nasihat kepada para pengikut atau jamaahnya untuk tidak melakukan kekerasan terhadap perempuan. Sebab dampak yang akan muncul dari kekerasan terhadap perempuan itu akan terasa pada keutuhan rumah tangga dan anak-anak. (Ful)