Devaluasi Elektoral Erdogan dan Hawa Kemenangan Penantang

Partai Rakyat Republik atau Cumhuriyet Halk Partisi (CHP) merupakan partai besutan Ataturk. Awalnya, partai ini merupakan gerakan perlawanan Ottoman Turki Utsmani yang didirikan pada 1919, dan kemudian menjadi partai pada 1923.

Melalui gerakan dan partai ini, Dinasti Utsmani riwayatnya tamat dan diganti dengan Republik Turki Modern dibawah kepemimpinan presiden pertama Ataturk. Era sekularisasi telah membawa masyarakat Turki yang notabene 89,5 persen muslim pada sistem sekuler.

Wajar, bila capres oposisi terkuat, Kilicdaroglu tak mau mempublikasikan agamanya. Ia tak mau mencampuradukkan antara agama dan politik. Ia penganut ideologi Kemalis dan demokrat sosialis Eropa. Ia seorang pengikut Alevi.

Alevi merupakan aliran dalam Islam yang berkembang di Turki dan Siprus. Aliran ini bersumber dari ajaran Syiah yang mencampur sinkritisme dan sufisme dalam Islam. Dalam melakukan ritual tak dilakukan di masjid tapi diperkumpulan yang diikuti oleh laki-laki dan perempuan dengan tarian mistis serta diiringi dengan musik tradisional. Mereka diperkenankan berdoa dengan bahasa ibunya masing-masing.

Jadi, pertarungan ideologis antara kelompok Islam dan sekuler di Turki belum ada tanda-tanda akan usai sampai sekarang. Setiap pemilu, pertarungan dua kelompok selalu mewarnai kontestasi pilpres maupun pileg. Negara belum bisa mendamaikan dua ideologi menjadi Republikanisme Turki. Islamisme adalah suatu kenyataan politik. Dan sekularisme adalah suatu kenyataan politik yang lain. Keduanya tidak bisa dinegasikan antara satu demi yang lain.

Satu abad Republik Turki Modern pada 29 Oktober 2023, tak bisa mengakomodasi semua kekuatan politik yang ada dalam sistem presidensial. Tradisi hitam putih dan the winner take all (yang menang mengambil semua), menjadi corak demokrasi terkini Turki.

Sepertinya, pemilu ke pemilu di Turki, belum bisa mencairkan dua kutub ideologi massa pemilu menjadi pemilih mengambang. Mereka pemilih rasional yang semakin moderat dan bisa lintas ideologis. Mereka yang memilih bukan atas dasar orientasi politik ideologis an sich, tapi lantaran program pragmatis yang pro rakyat.

Pilpres putaran kedua antara Erdogan versus Kilicdaroglu tetap dalam atmosfir pertarungan Islam dan Kemalisme. Padahal, kedua kelompok ini punya kontribusi terhadap masa depan Republik Turki. Selama 100 tahun, kedua kelompok silih berganti. Kadang Kemalian berkuasa. Islamian beroposisi. Dan sebaliknya, Islamian berkuasa. Kemalian beroposisi.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist