Aulanews.id – Bea Cukai Jawa Timur (Jatim) melalui klinik ekspor melakukan pengiriman contoh produk UMKM untuk test market ke lima benua. Di mana pengiriman tersebut bertujuan untuk perluasan pasar baru dan menjaga kesinambungan.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa, Nirwala Dwi Heryanto menyebut kegiatan ini sebagai bentuk penetrasi pasar salah satunya dengan berkolaborasi bersama Dinas Koperasi dan UKM Jatim, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Export Center Surabaya, Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) dan Komunitas Eksportir Muda Indonesia (KEMI).
Dalam ekspor tersebut, ada produk kacang hijau, jahe, gula aren, peralatan rumah tangga, sambal khas Surabaya, fesyen dan masih banyak lainnya.
“Saat ini terdapat 122 penerima fasilitas KITE IKM, 3.940 UMKM dibina melalui klinik ekspor DJBC dan termasuk di dalamnya 810 UMKM ekspor baik ekspor mandiri, tidak langsung ataupun melalui pihak ketiga,” katanya dalam konferensi pers di Jatim, Rabu (13/9/2023).
Dia pun mengungkapkan bahwa meski mendominasi jumlah usaha di Indonesia, namun kontribusi ekspor UMKM terhadap ekspor nasional masih belum signifikan yaitu 15%.
“Perluasan akses pasar terutama pasar global dan akses informasi pasar ekspor menjadi tantangan UMKM yang perlu kita bantu. Dengan kerjasama antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan ini diharapkan lebih banyak UMKM yang merasakan manfaatnya baik untuk UMKM belum ekspor namun siap ekspor, UMKM yang perlu mendapatkan pasar non tradisional maupun UMKM yang dirawat keberlanjutan ekspornya,” jelasnya.
Adapun bentuk dukungan Bea Cukai untuk UMKM ekspor berupa fasilitas KITE IKM. Selain itu terdapat program Interfirm Linkage, Solusi Logistik, dan Pemanfaatan Balai Laboratorium Bea Cukai.
