Search

ABAH USMAN “START” PILKADA 2024 LEBIH DAHULU, YANG LAIN IKUT-IKUTAN
Oleh: Mochammad Fuad Nadjib/ Pengamat Politik

Baliho Abah Usman yang kini tersebar di berbagai sudut Kota Sidoarjo.

Aulanews.id – Abah Usman, panggilan akrab H. Usman, M.Kes. Ketua DPRD Kabupaten Sidoarjo, ia merupakan individu yang tangguh, jujur, dan tegas, atau dalam bahasa Jawa disebut sebagai blokosutho. Pendekatan komunikasinya lugas dan langsung. Prinsipnya sederhana: “Bicarakan apa yang ada.”

Pria kelahiran Sumenep, 18 Agustus 1963 ini memiliki prinsip bahwa yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah. Ia tegas dan menerima semua orang tanpa diskriminasi. Semua pihak diikutsertakan dalam prosesnya, dan ia cenderung menyelesaikan masalah dengan cepat. Ia tidak suka menunda-nunda, sehingga jika ada masalah, ia akan menyelesaikannya segera. Itulah gambaran karakter Abah Usman.

Naluri politik Abah Usman sangat tajam, dan ia memiliki tekad untuk menyelesaikan pembangunan di Kabupaten Sidoarjo dengan baik. Sebagai kader yang setia dari Nahdlatul Ulama (NU), rekam jejak politiknya cukup mengesankan. Mulai dari awal kariernya, ia telah membuktikan dirinya sebagai politisi santri yang memiliki pemahaman mendalam tentang politik dan pengalaman yang kaya. Abah Usman telah mengabdi dengan tekun dari tingkat terendah, mulai dari menjadi anggota ranting, Ketua Ranting PKB, Ketua PAC PKB, hingga akhirnya dipercaya sebagai Wakil Ketua DPC PKB Sidoarjo.

Baca Juga:  Desmond Junaidi Mahesa Pansus Transaksi Janggal Kemenkeu

Karier politik Abah Usman tidak berhenti sampai di situ. Saat ini, ia menduduki posisi paling penting di DPRD Kabupaten Sidoarjo, yaitu sebagai Ketua. Bahkan sebelumnya, ia juga dipercaya sebagai Ketua Komisi D. Yang menarik, meskipun memiliki posisi tinggi, Abah Usman tetap terlihat sederhana dan rendah hati. Sikapnya yang ramah dan tidak sombong mendapat apresiasi dari Masyarakat Sidoarjo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Aulanews.id – Tata cara berpakaian mahasiswi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang semata-mata diukur berdasarkan syariat Islam, tampaknya perlu dikaji ulang. Hal ini seiring adanya program internasionalisasi PTKI melalui...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist