4. Makam Mbah Djaiman
Mbah Djaiman memiliki nama ningrat Raden Suryo Buwono. Makamnya berada di Lingkungan Nganyang, Dusun Ngasem, Desa Gembong, Kecamatan Arjosari. Selain terkenal menjadi salah satu panglima perang zaman Pangeran Diponegoro, Mbah Djaiman diyakini sebagai orang sakti yang bisa membabat alas di tempat-tempat wingit. Tak hanya itu, nuansa dakwah selalu melekat dalam setiap perjalanan menyusuri pedalaman Pacitan.
Untuk mengenang perjuangan Mbah Djaiman anak turun dan warga setempat menggelar peringatan haul setiap bulan Syawal Hijriyah. Sampai saat ini, keberadaan makam Mbah Djaiman masih terawat dengan baik. Tak jarang pada waktu tertentu para peziarah dan beberapa kalangan Pondok Pesantren kerap menggelar rutinan maulid Nabi SAW di tempat tersebut.
5. Makam Mbah Kethok Jenggot
Makam Mbah Kethok Jenggot merupakan satu tempat bersejarah di Dusun Kulak, Desa Tremas, Kecamatan Arjosari. Mbah Kethok Jenggot yang memiliki nama muda Raden Bagus Sudarmaji, merupakan punggawa Keraton Surakarta Hadiningrat. Berkat Raden Bagus Sudarmaji inilah pemberontakan Adipati Banteng Wareng berhasil ditumpas.
Selain itu, Raden Bagus Sudarmaji juga memiliki pusaka tongkat yang terbuat dari pucang kalak di saat semedi di bawah pohon dengan memegang tongkatnya.
Akhirnya ia wafat dengan cara musno atau menghilang dengan raganya dan sekarang daerah tersebut dikenal dengan Dusun Kulak.
Sebagai informasi, Raden Bagus Sudarmaji mempunyai jambang yaitu jenggot panjang yang tidak mempan dipotong. Akhirnya dikenal dengan sebutan Mbah Kethok Jenggot oleh masyarakat.
Makam Mbah kethok Jenggot ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Keraton Surakarta Hadiningrat.
6. Situs Makam Kanjeng Jimat
Makam Kanjeng Jimat ini berada di Dusun Kebonredi, Desa Tanjungsari, Kecamatan Pacitan. Situs bersejarah ini ramai saat menjelang Ramadhan. Selanjutnya hari-hari usai Idul Fitri. Sedangkan kunjungan rutin yang kerap dilakukan peziarah biasanya pada malam Jumat.
Makam yang berada di Giri Sampurno ini juga menjadi pilihan saat seseorang ingin menjauhkan diri dari hiruk pikuk kehidupan modern.
Seperti diketahui, Kanjeng Jimat merupakan Bupati ketiga Pacitan yang dilantik menggantikan Setroketipo, bupati sebelumnya. Gelar Jogokaryo pun melekat selama sang tokoh memangku jabatan tertinggi di belahan pesisir selatan Pulau Jawa.
Kanjeng Jimat juga dikenal sebagai penyebar agama Islam yang berasal dari daerah Arjowinangun. Sebuah perkampungan di timur Sungai Grindulu yang belakangan berdiri Pondok Pesantren Nahdlatus Suban.