Aulanews.id – “Makanan dan bantuan darurat lainnya yang masuk ke Gaza, seperti yang kita semua tahu, sangat dibutuhkan; tidak ada pertanyaan tentang hal itu,” kata Jens Laerke, juru bicara kantor koordinasi bantuan PBB, OCHA.
“Jadi hal ini sangat dihargai…Tetapi hal ini bukanlah pengganti transportasi darat berupa makanan dan bantuan darurat lainnya ke Gaza dan khususnya Gaza bagian utara. Hal ini tidak bisa dikompensasi.”
Uji coba bantuan maritim Komentar pejabat PBB itu muncul ketika badan amal internasional World Central Kitchen mengumumkan bahwa kapalnya, Open Arms, telah berlayar menuju Gaza, sekitar 200 mil laut jauhnya. “Orang-orang di Utara akan diberi makan!” katanya dalam tweet di X, sebelumnya Twitter.
LSM tersebut telah bekerja dengan tim bantuan PBB di Rafah di Gaza selatan, di mana sekitar 1,5 juta orang mencari perlindungan di tengah pemboman dan pertempuran Israel setiap hari selama lima bulan terakhir, yang dipicu oleh serangan teror pimpinan Hamas di Israel yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih banyak lagi. dari 250 orang disandera.
Gunting anak ditolak
Menggarisbawahi keadaan darurat kemanusiaan yang mengerikan yang masih terjadi di Gaza, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, UNRWA, mengutuk penolakan untuk mengizinkan barang-barang yang disebut “penggunaan ganda” yang ditujukan ke wilayah kantong tersebut.
“Sebuah truk berisi bantuan baru saja dikembalikan karena ada gunting yang digunakan untuk peralatan medis anak-anak,” cuit Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal UNRWA pada hari Selasa.
“Gunting medis kini ditambahkan ke daftar panjang barang terlarang yang diklasifikasikan oleh Pemerintah Israel sebagai ‘untuk penggunaan ganda’. Daftar tersebut mencakup barang-barang dasar dan penyelamat nyawa: mulai dari anestesi, lampu tenaga surya, tabung oksigen dan ventilator, hingga tablet pembersih air, obat-obatan kanker, dan peralatan bersalin.
“Penyerahan bantuan kemanusiaan dan pengiriman barang-barang kebutuhan pokok dan kritis perlu difasilitasi dan dipercepat. Kehidupan dua juta orang bergantung pada hal itu, tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.”
Semua pilihanKetika ditanya oleh para jurnalis di Jenewa apakah PBB mungkin menggunakan koridor maritim baru antara pelabuhan selatan Larnaca di Siprus dan Gaza, Laerke dari OCHA menjawab bahwa “setiap dan semua titik masuk ke Gaza harus diperhatikan”.
Namun menyusul penolakan berulang kali oleh otoritas Israel untuk mengizinkan konvoi kemanusiaan mengakses wilayah utara dan kondisi yang tidak aman bagi tim bantuan, pejabat PBB tersebut bersikeras bahwa “kita juga memerlukan akses darat dan pengiriman yang aman dan teratur di Gaza”.