Aulanews.id, Tulungagung – Tahun 2021 menjadi momentum besar bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung Jawa Timur yang beralih menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung (UIN SATU). Peralihan ini tentu saja tidak hanya sekadar berubah nama, tapi juga mengalami perubahan dari segi patokan mendasar sebagai perguruan tinggi.
Menanggapi perubahan ini, saat persiapan peralihan institusi, Rektor UIN SATU Tulungagung, Prof Dr Maftukhin, M.Ag sempat menjelaskan perjalanan kampus sampai akhirnya mendapat gelar UIN yang memang sudah digadang-gadang sejak lama.
Kala itu, Rektor berharap peralihan dari IAIN ke UIN SATU yang berarti civitas akademikanya tidak hanya fokus pada keilimuan Islam, mahasiswa-mahasiswanya tetap memegang teguh ilmu-ilmu keagamaan, meskipun mahir dalam bidang umum.
Keseimbangan antara penguasaan ilmu agama dan ilmu umum inilah yang menjadi tujuan akhir pendidikan UIN SATU. Diharapkan UIN SATU tidak hanya melahirkan para pejabat atau orang-orang yang bergelut dalam dunia politik, tetapi juga melahirkan ilmuwan-ilmuwan berbagai bidang pun menjadi seorang ulama.
Selain fokus pada hasil akhir alumni, UIN SATU juga membidik pengembangan potensi-potensi lokal yang ada di desa alumninya. “Nantinya kami juga bisa melahirkan dokter-dokter hebat. Meski begitu, mereka adalah dokter-dokter yang kembali ke desa. Sehingga, tidak hanya orang-orang kota yang sehat-sehat sedangkan masyarakat desa jadi bengek (sakit-sakitan),” ujar Rektor UIN SATU, Maftukhin.
Tentu saja, hal ini akhirnya menjadi hal prioritas yang dilakukan dan dikerjakan oleh UIN SATU Tulungagung dengan Fakultas Kedokteran yang dimilikinya. Pihak UIN SATU Tulungagung menjalin kerjasama dengan Rumah Sakit Unit Daerah (RSUD) Dr. Iskak Tulungagung untuk melahirkan dokter-dokter hebat. Kerja sama ini sudah dimulai sejak awal pandemi dengan dibuatnya Rumah Susun Istimewa (Rusunawa) dengan memanfaatkan ma’had milik UIN SATU. Tidak hanya sekadar rumah sakit, UIN SATU pun bekerjasama dengan pihak-pihak lain.