Aulanews.id – Sepanjang musim, kami bertemu dengan para pemain muda The Gunners di program matchday untuk mengetahui lebih banyak tentang perjalanan mereka ke akademi kami. Minggu ini, Taylor Foran menjelaskan bagaimana dia bisa sampai di Hale End, kenangan favoritnya bekerja melalui kelompok umur dan bagaimana rasanya mendapatkan beasiswa pertamanya.
Saya besar di London Barat dan keluarga dekat saya tidak pernah terlalu tertarik dengan sepak bola. Warisan saya sebagian besar berasal dari Inggris tetapi kakek saya adalah orang India. Kakek itulah yang merupakan penggemar sepak bola di keluarganya. Latar belakang keluarga dekat saya lebih banyak seni bela diri!
Misalnya, ayah saya, Chris Foran, adalah pemegang sabuk hitam tingkat 7 dalam kickboxing, sabuk hitam tingkat 6 dalam taekwondo, sabuk hitam tingkat 2 dalam jiu-jitsu Brasil, sabuk hitam tingkat 1 dalam hapkido, dan sabuk hitam dalam eskrima prajurit. Ia juga pernah menjadi juara dunia, Eropa, dan Inggris tiga kali, olahraga yang sudah ia geluti sejak lama. Adikku, Holly Foran, adalah juara dunia jiu-jitsu junior Brasil dan juara Eropa jiu-jitsu junior Brasil. Dia juga pemegang sabuk hitam tingkat 1 dalam kickboxing.
“Ayahku bilang kamu bisa mendapatkan Match Attax sebanyak yang kamu mau!”
Maka tidak heran, dari kecil saya suka bela diri, tapi kemudian saya mulai bermain sepak bola karena banyak teman di sekolah yang memainkannya dan saya mulai menikmatinya. Namun, ketika saya pertama kali mulai bermain, sebenarnya saya tidak begitu baik! Di sesi sepak bola pertama saya, saya bermain dengan jeans yang merupakan kenangan tersendiri! Tapi, seperti yang saya katakan sebelumnya, saya menikmatinya dan berkembang sangat cepat hingga saya beralih dari Sunday League ke bermain di pusat pengembangan berbeda seperti West Ham, Chelsea, Tottenham, dan Arsenal.
