Sumpah yang diperbarui“Kami melakukan hal ini untuk memperbarui komitmen kami dalam memperkuat ketahanan dan mendorong kesejahteraan secara kolektif”, kata Ibu Fatima yang juga merupakan Penasihat Khusus konferensi SIDS4.
“Kami membutuhkan semua pihak yang terlibat“, dia menambahkan. “Oleh karena itu, LSM, masyarakat sipil, pemerintah, dan sektor swasta, semuanya mempunyai peran.”
Dia mengatakan strategi baru ini akan membantu membangun ketahanan; meningkatkan aksi iklim; pengurangan risiko bencana secara umum; memperkuat masyarakat yang aman dan sehat; memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, inovasi dan digitalisasi; meningkatkan kesejahteraan, lapangan kerja, kesetaraan dan inklusivitas; dan membangun kemitraan.
Untuk melakukan hal ini, diperlukan lebih banyak dukungan dari pertemuan komunitas internasional di Antigua dan sekitarnya.
LSM, masyarakat sipil, pemerintah dan sektor swasta, semuanya mempunyai peran.
—Rabab Fathimah
Memerangi perubahan iklim di garis depanNamun dengan sumber daya yang terbatas dan kerentanan yang lebih besar, bagaimana SIDS dapat berpikir jangka panjang ketika transisi ke energi terbarukan dari bahan bakar fosil, misalnya, mungkin tidak menjadi kepentingan jangka pendek mereka?
Ibu Fatima mengatakan bahwa negara-negara kepulauan berada di garis depan dalam menetapkan target ambisius untuk melakukan transisi tersebut.
“Banyak negara kepulauan telah meluncurkan peta jalan menuju pemenuhan 100 persen pembangkitan energi dari sumber daya terbarukan pada tahun 2030”, termasuk Kepulauan Solomon, Vanuatu dan Antigua dan Barbuda.
Di Pasifik, negara-negara seperti Fiji, Samoa, Tonga, dan Negara Federasi Mikronesia telah melakukan investasi besar dalam proyek pembangkit listrik tenaga surya, angin, dan air dengan dukungan dari lembaga keuangan termasuk Bank Pembangunan Asia.
