Spekulasi tersebut telah kehilangan kekuatan karena semakin banyak anggota partai komponen utama PN, Parti Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu), yang telah berjanji setia kepada Anwar dengan imbalan alokasi daerah pemilihan.
Meskipun Sultan Ibrahim mempunyai kekuasaan untuk memutuskan perdana menteri baru berdasarkan apakah perdana menteri tersebut mendapat dukungan mayoritas dari anggota parlemen, ia mengatakan prioritasnya adalah standar hidup sekitar 33 juta penduduk Malaysia.
“Jadi, saya berharap semua anggota parlemen peduli pada kesejahteraan (rakyat), bukan pada politik partai atau kepentingan pribadinya,” tambahnya.
BERSATU SI “PECUNDANG TERBESAR” SETELAH PIDATO RAJA
Rekan senior Akademi Riset Strategis Nusantara Azmi Hassan mengatakan kepada CNA bahwa dukungan kerajaan akan menjadi “kelegaan” bagi Anwar.
Dr Azmi menekankan bahwa Sultan Ibrahim, ketika dia masih menjadi penguasa Johor, menyebutkan bahwa dia tidak akan menerima anggota parlemen oposisi yang mencoba membentuk pemerintahan baru melalui pernyataan dukungan dari anggota parlemen pemerintah.
“Jadi ketika Yang di-Pertuan Agong mengatakan hal itu secara resmi di parlemen, sudah dipastikan bahwa dia tidak akan menerima prosedur atau langkah apa pun untuk mengubah pemerintahan (itu) tidak melalui pemilihan umum,” katanya, menggunakan gelar resmi raja.
“Saya kira ini merupakan semacam kelegaan bagi Dato’ Seri Anwar, yang selama setahun terakhir menghadapi serangan gencar dari pihak oposisi, terutama setelah pemilu enam negara bagian ketika Perikatan Nasional tampil baik dan melaksanakan deklarasi undang-undang tersebut.”