Aulanews Nasional PPIH Daker Makkah mengawasi proses produksi hingga distribusi makanan katering bagi jamaah haji Indonesia.

PPIH Daker Makkah mengawasi proses produksi hingga distribusi makanan katering bagi jamaah haji Indonesia.

Aulanews.id – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arab Saudi, menjamin mutu dan standar gizi makanan katering untuk jamaah haji Indonesia. PPIH telah mengontrak 54 perusahaan katering di Makkah untuk melayani jamaah dari Tanah Air selama beribah haji.

Pengawas Pelayanan Konsumsi Daker Makkah, Dadang Suratman mengatakan petugas melakukan pengawasan mulai dari proses produksi hingga distribusi makanan kepada jamaah.

Dilansir dari tirto.id, Pada Minggu (4/6/2023) malam, Dadang meninjau salah satu perusahaan katering di kawasan Zaidi, Makkah, Ahla Zad Company. Perusahaan katering tersebut sedang menyiapkan makan malam bagi jamaah haji Indonesia.

Menurut Dadang, satu dapur tersebut dapat memproduksi 4 ribu bungkus paket makanan.

Baca Juga:  Rumah BUMN SIG di Rembang Cetak Lonjakan Penjualan Hampers Sebesar 30% di Bulan Ramadhan

“Dalam seminggu itu ada lima menu ikan, tiga ayam dan tiga daging,” kata Dadang dikutip dari Antara, Senin (5/6/2023).

Dadang mengatakan kebutuhan makanan per jamaah selama tinggal di Makkah adalah 66 kali makan. Hal itu meliputi makanan untuk pagi, siang dan malam.

Menu sarapan dibuat sederhana seperti nasi uduk dan tempe orek atau nasi kuning dan telur dadar. Sedangkan untuk takaran berupa nasi 150 gram, lauknya 65 gram, dan sayur 80 gram.

“Kami juga memilih perusahaan katering yang dapurnya memiliki pintu masuk dan pintu keluar barang yang berbeda. Jadi harus punya loading dock juga,” kata Dadang.

Bahan-bahan makanan seperti sayuran dan buah disortir dan dicuci, kemudian disimpan di berbagai penyimpanan agar bahan tetap higienis.

Baca Juga:  🔴 (LIVE) PEMILIHAN KETUA UMUM PBNU MUKTAMAR ke-34 NU LAMPUNG 2021

Dadang menekankan hal yang paling penting yaitu makanan harus segera dikirim setelah matang dengan mempertahankan suhu sekitar 60 derajat.

“Ada aturan dari Arab Saudi kalau suhunya di bawah itu dianggap udah mau basi jadi harus dibuang,” kata petugas lulusan NHI Bandung itu.

Selain itu, cita rasa Indonesia harus bisa dibuat untuk kenyamanan jamaah dengan memilih menu yang terkenal di Indonesia seperti opor ayam, balado, kentang mustofa, semur dan rendang.

Karena sebagian akan dikonsumsi lansia, maka perlu diperhatikan pemberian bumbu agar tidak terlalu asin atau pedas. Tekstur makanan juga harus menyesuaikan di mana menu daging sapi dan ayam harus matang dan empuk.

Baca Juga:  Kemenag akan pantau hilal awal Zulhijah di 99 titik

Petugas pelayanan konsumsi mengimbau kepada jmeaah perhatikan durasi makan dan membaca waktu kadaluarsa. Menu makan pagi tidak boleh disantap setelah jam 09.00 WAS, makan siang sampai pukul 16.00 WAS, dan menu makan malam maksimal pukul 21.00 WAS.

Berita Terkait

Kapolri dan Menteri Ara Sepakat Wujudkan 3 Juta RumahKapolri dan Menteri Ara Sepakat Wujudkan 3 Juta Rumah

Menhan Sjafrie Hadiri Jamuan Makan Malam Bersama Delegasi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (CPLA)

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top