“Jadi prinsip 3R, Reduce (kurangi), Reuse (gunakan kembali), dan Recycle (daur ulang) itu nanti benar-benar bisa kita tanamkan dan bisa kita jadikan sebuah habit (kebiasaan) di pesantren, agar ini (program) akan bisa menjadi kontribusi pesantren dan juga kontribusi NU dalam konteks untuk merawat jagat itu,” pungkasnya. Sementara itu Wakil Ketua LPBI PBNU Maskut Candranegara, yang hadir pada kunjungan tersebut mengungkapkan bahwa masalah lingkungan hidup harus ditanggapi secara serius.
“Isu lingkungan ini sudah menjadi isu global. Jadi tidak hanya Indonesia tetapi sudah mendunia, dan itu harus semua pihak untuk ikut serta bersama-sama berperan mengatasi permasalahan lingkungan ini,” kata Maskut.
Di dalam keluarga besar Nahdlatul Ulama, katanya, yang harus dilakukan dan jadi perhatian adalah komunitas yang paling dekat terlebih dahulu, yakni pesantren. “Yang paling terdekat ini tentunya di kalangan pondok pesantren, harus menjadi perhatian sebelum melangkah lebih luas lagi. Kami bersama-sama dengan LAZISNU dan RMI, kami mencoba untuk melangkah satu persatu dengan mengawalinya hari ini kami belajar di Pondok Pesantren Darul Muttaqien,” katanya.
Hadir pula pada kunjungan tersebut Direktur Eksekutif LAZISNU PBNU Qohari Cholil. Sementara dari pihak Pesantren hadir dan menyambut silaturahmi Tim Pesantren Hijau, Humas Pondok Pesantren Darul Muttaqien Salim RD, Direktur Pendidikan Pesantren Darul Muttaqien Henrizal Rasyid, Kepala Asrama santri putra Imron Wachidi, dan Kepala Asrama santri putri Ahmad Suwardi.