Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media pemerintah yang dikelola Hamas di Gaza, mengatakan tentara Israel melakukan “pembunuhan lapangan dan eksekusi terhadap ratusan warga sipil”, ketika ditanya tentang pernyataan militer tersebut.
“Semua orang di dalam kompleks Shifa adalah warga sipil, dan tidak ada personel militer di dalam kompleks tersebut,” katanya kepada Reuters.
Al Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang , adalah salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang bahkan beroperasi sebagian di Gaza utara sebelum pertempuran terbaru. Itu juga menampung warga sipil yang terlantar.
Rekaman yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan unit operasinya hangus terbakar dan apartemen di dekatnya terbakar atau hancur.
Sayap bersenjata kelompok militan Hamas dan Jihad Islam mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka “membombardir, dengan rentetan mortir, pertemuan tentara Israel di sekitar Kompleks Al-Shifa” dalam operasi gabungan.
Israel mengatakan pihaknya menargetkan militan Hamas yang menggunakan bangunan sipil, termasuk blok apartemen dan rumah sakit, untuk berlindung. Hamas membantah melakukan hal tersebut.
Setidaknya 32.552 warga Palestina telah tewas dan 74.980 lainnya terluka dalam serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, kata kementerian kesehatan wilayah tersebut pada hari Kamis.
Ribuan orang lainnya diyakini terkubur di bawah reruntuhan dan lebih dari 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi, dan banyak dari mereka berisiko kelaparan.
Perang meletus setelah militan Hamas menerobos perbatasan dan mengamuk di komunitas-komunitas di Israel selatan, menewaskan 1.200 orang dan menculik 253 sandera menurut penghitungan Israel.
