Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa melakukan pemungutan suara untuk menuntut gencatan senjata segera dan pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat. Amerika Serikat abstain, namun tidak memveto pemungutan suara tersebut.
Belum ada komentar langsung dari Kementerian Luar Negeri Israel mengenai keputusan Pengadilan Dunia tersebut. Israel mengatakan pihaknya melakukan upaya untuk memperluas akses bagi kelompok kemanusiaan ke Gaza melalui jalur darat, melalui pengiriman udara dan kapal.
Para pemimpin Israel mengatakan Hamas dapat mengakhiri perang dengan menyerah, membebaskan semua sandera di Gaza dan menyerahkan untuk diadili mereka yang terlibat dalam serangan 7 Oktober.
Tentara Israel mengatakan mereka terus beroperasi di sekitar kompleks Rumah Sakit Al Shifa di Kota Gaza setelah menyerbunya lebih dari seminggu yang lalu. Pasukannya telah membunuh sekitar 200 pria bersenjata sejak dimulainya operasi “sambil mencegah kerugian terhadap warga sipil, pasien, tim medis, dan peralatan medis”, katanya.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengatakan pasukan yang beroperasi di rumah sakit tersebut membunuh Raed Thabet, seorang quartermaster Hamas yang dia gambarkan sebagai salah satu dari 10 anggota paling senior kelompok itu.
KEKURANGAN MAKANAN, AIR DAN OBAT-OBATAN
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan orang-orang yang terluka dan pasien ditahan di dalam gedung administrasi di Al Shifa yang tidak dilengkapi fasilitas kesehatan. Lima pasien telah meninggal sejak serangan Israel dimulai karena kekurangan makanan, air dan perawatan medis, kata kementerian yang dikelola Hamas.