Aulanews.id – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sidoarjo (PCNU) Kabupaten Sidoarjo akan menggelar ajang PCNU Sidoarjo Award pada Oktober 2022 mendatang. Pemenang PCNU Sidoarjo Award otomatis akan mewakili Kabupaten Sidoarjo dalam ajang PWNU Jatim Award 2022.
Ketua PCNU Sidoarjo KH Zainal Abidin membenarkan saat ini pihaknya sedang melakukan sosialisasi ajang PCNU Sidoarjo Award ke seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Sidoarjo. Diharapkan, masing-masing MWCNU menindak lanjuti dengan mensosialisasikan kepada seluruh Pengurus Ranting (PR) NU yang ada di wilayahnya masing-masing.
Kiai Zainal menambahkan pemenang PCNU Sidoarjo Award otomatis akan mewakili Kabupaten Sidoarjo di ajang PWNU Jatim Award 2022. “Hanya yang terbaik yang kami pilih untuk mewakili PCNU Sidoarjo,” tulisnya dalam pesan pendeknya kepada Aula.
Sementara itu Wakil Sekretaris PCNU Sidoarjo, Abdul Mujib mengatakan, pada ajang PCNU Award tidak mengusung semangat untuk saling mengalahkan. Namun, penekanannya adalah semangat untuk memperbaiki organisasi. “Yang penting dalam PCNU Award adalah penataan dan pembenahan organisasi secara komprehensif. Tidak hanya adminsitrasi, tetapi juga programnya, Sumber Daya Manusia (SDM) dan pendanaanya bagaimana. Semua dibangun dalam konsep kemandirian,” katanya saat Podcast bersama NU Delta Media di kantor PCNU, Jumat (02/09/2022) malam.
Mujib menambahkan PCNU Award ini dalam rangka apresiasi kepada MWCNU dan ranting sebagai ujung tombak perjuangan NU,” ucapnya. Menurut Najib, pihaknya memberi kewenangan bagi masing-masing MWCNU untuk mengirim 1 sampai 2 Pengurus Ranting NU (PRNU) terbaik mereka.
Nanti, lanjut Mujib, MWCNU maksimal harus menyiapkan berkas maksimal di awal bulan Oktober 2022. “Setelah itu, tanggal 7,8 dan 9 Oktober tim PCNU akan melakukan visitasi langsung ke MCW dan ranting,” kata Mujib. Menurut Mujib, pihaknya sudah menyiapkan 3 tim visitasi yang akan meninjau langsung 18 Kecamatan di Sidoarjo. “Jadi tiap tim akan menangani 6 MWC sekaligus ranting-rantingnya,” imbuhnya.
Secara garis besar, Mujib melanjutkan, ada 9 komponen yang harus dilengkapi oleh MWCNU maupun PRNU. “Masing-masing komponen ada beberapa poin yang harus dilengkapi. Kalau MWC ada sekitar 150 poin tapi untuk PRNU hanya sekitar 70 poin,” jelas kandidat doktor di Institut Pesantren KH Abdul Chalim (Ikhac) Pacet, Mojokerto itu.
Saat pengisian dan penyajian data secara valid diharapkan tidak ada perekayasaan yang dilakukan peserta. “Sudah tidak zamannya lagi jadi kami harap tidak ada yang merekayasa data,” tegasnya.