Aulanews.id – “Perang di Gaza harus diakhiri,” Türk mengatakan, ia menegaskan bahwa “sudah lewat waktunya” untuk perdamaian, akuntabilitas dan investigasi terhadap pelanggaran yang “jelas” terhadap hukum kemanusiaan internasional dan kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan oleh kedua belah pihak.
Kengerian perang“Tampaknya tidak ada batasan – tidak ada kata-kata yang dapat ditangkap – kengerian yang terjadi di depan mata kita di Gaza,” kata Komisaris Tinggi Türk, saat ia menyampaikan laporan terjadwal dari Kantornya, OHCHR, mengenai situasi menyedihkan di Wilayah Pendudukan Palestina kepada Dewan.
Menggarisbawahi “tingkat pembunuhan dan pencederaan yang belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap warga sipil di daerah kantong tersebut, Türk mencatat bahwa setidaknya 17.000 anak kini menjadi yatim piatu atau terpisah dari keluarga mereka.
Dan setelah mengulangi kecamannya atas serangan yang dipimpin Hamas yang “mengejutkan… sama sekali tidak dapat dibenarkan” pada tanggal 7 dan 8 Oktober, serta penyanderaan yang “mengerikan dan sepenuhnya salah”, Türk mencatat bahwa setidaknya tiga dari empat warga Gaza terpaksa mengungsi akibat perangdi tengah “pembongkaran sistematis seluruh lingkungan” yang membuat sebagian besar Gaza tidak bisa dihuni.
Dampak yang bertahan lamaBerbicara di depan Dewan, yang merupakan forum hak asasi manusia tertinggi di bawah naungan Majelis Umum PBB, Türk mengatakan bahwa ribuan ton amunisi telah dijatuhkan oleh Israel di komunitas-komunitas di Gaza sejak 7 Oktober.
“Senjata-senjata ini mengirimkan gelombang ledakan besar bertekanan tinggi yang dapat merusak organ dalamserta proyektil fragmentasi, dan panas yang sangat menyengat sehingga menyebabkan luka bakar yang dalam – dan telah digunakan di lingkungan perumahan padat penduduk,” dia berkata. “Di rumah sakit Arish Mesir, November lalu, saya melihat anak-anak yang dagingnya telah disengat. Saya tidak akan pernah melupakan ini.”
