PBB memberikan penghormatan kepada para korban dan penyintas Genosida terhadap Tutsi di Rwanda tahun 1994

Aulanews.id – Peringatan di Aula Majelis Umum tersebut diadakan untuk mengenang para korban dan menghormati para penyintas serta mereka yang berusaha menghentikan genosida.

Fokusnya juga tertuju pada generasi muda yang tumbuh dalam bayang-bayang kebencian, dan melawan ujaran kebencian yang memicu pembunuhan dan telah menjadi kekhawatiran global saat ini.

Seorang anak laki-laki Rwanda berusia 14 tahun dari kota Nyamata, difoto pada bulan Juni 1994, selamat dari pembantaian genosida dengan bersembunyi di bawah mayat selama dua hari.

Seorang anak laki-laki Rwanda berusia 14 tahun dari kota Nyamata, difoto pada bulan Juni 1994, selamat dari pembantaian genosida dengan bersembunyi di bawah mayat selama dua hari.

100 hari teror “Genosida terhadap suku Tutsi di Rwanda 30 tahun lalu merupakan noda pada kesadaran kolektif kita dan sebuah pengingat brutal akan warisan kolonialisme, dan konsekuensi dari ujaran kebencian,” kata Sekretaris Jenderal PBB António Guterres dalam pidato pembukaannya.

Baca Juga:  Bahrain Serukan Persatuan Dunia Islam untuk Jaga Kesucian Al-Qur'an

Lebih dari satu juta orang – sebagian besar orang Tutsi, tetapi juga Hutu dan kelompok lain yang menentang genosida – dibantai selama 100 hari, dimulai pada tanggal 7 April 1994. Banyak di antara mereka yang dibacok hingga tewas dengan parang.

Itu adalah periode ketika “tetangga menyerang tetangganya, teman menjadi musuh yang mematikan, dan seluruh keluarga musnah,” kenang Guterres.

“Pembantaian itu didorong oleh niat yang jelas untuk menghancurkan anggota suatu kelompok hanya karena identitas etnis mereka,” dia berkata.

Tidak akan lagi Presiden Majelis Umum PBB, Dennis Francis, mengatakan kengerian yang lahir dari tingkat kebencian yang mematikan dan tidak masuk akal yang melanda Rwanda tiga dekade lalu “tidak boleh dibiarkan memunculkan kepalanya yang berbisa lagi di dalam hati nurani dan hati manusia.”

Aulanews. ID — Hizbullah mengatakan akan melanjutkan operasi untuk mendukung Gaza, rakyatnya, dan perlawanannya  setelah ledakan pager simultan yang digunakan oleh anggotanya, ledakan ini  menewaskan 12 orang dan melukai ribuan orang...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist