Aulanews.id – Wilayah Androy yang mayoritas penduduknya berada di pedesaan telah dilanda serangkaian krisis kemanusiaan yang berdampak pada masyarakat yang paling rentan di sana, termasuk calon ibu. Namun, pemberian peralatan bersalin yang sederhana dan murah mendorong lebih banyak perempuan untuk mengakses berbagai layanan. yang akan membantu menjaga mereka dan bayinya tetap sehat.
Menjelang Hari Bidan Internasional, yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 5 Mei, Jeanne Bernadine Rasoanirina, seorang bidan di Behara, Androy, berbicara kepada Daniel Dickinson dari UN News tentang tantangan dalam menjangkau perempuan termiskin.
“Ini adalah daerah pedesaan yang sangat miskin, dan banyak perempuan yang malu datang ke pusat kesehatan untuk melahirkan bayinya karena mereka bahkan tidak punya uang untuk transportasi atau membeli kain bersih untuk membungkus bayi mereka. Mereka tidak ingin orang lain tahu bahwa mereka miskin.
Para calon ibu yang datang ke sini mendapatkan semua dukungan yang mereka butuhkan untuk melahirkan, dan tidak dipungut biaya, terima kasih kepada pemerintah dan juga badan-badan PBB, termasuk (badan kesehatan reproduksi PBB) UNFPA.(The UN Children’s Fund ) UNICEF dan Program Pangan Dunia (WFP) memberikan saran dan dukungan nutrisi penting, yang melengkapi pekerjaan kami dan penting untuk menjaga kesehatan ibu dan anak mereka.
Meskipun saya telah melakukan pekerjaan ini selama 19 tahun, saya masih sangat sedih ketika datangnya wanita yang tidak memiliki sarana untuk mengurus diri sendiri. Mereka mungkin mengenakan pakaian kotor, yang merupakan tanda kemiskinan, namun juga kurangnya pengetahuan atau rasa hormat terhadap kebersihan.
