Wilayah Suppa Jadi Incaran Westerling
Dalam cerita Mondji, aksi pasukan Westerling diawali dengan pembakaran rumah warga yang berada di pesisir di daerah Sabbang Paru. Kemudian penghuninya digiring ke tempat eksekusi. Masyarakat ini dituding membantu para gerilyawan dengan merahasiakan keberadaan mereka.
Wilayah di sekitar Suppa ini menjadi incaran Westerling. Karena, di tempat inilah pasukan Tentara Republik Indonesia Persiapan Sulawesi di bawah pimpinan Andi Oddang, Andi Murtala, dan Muhammad Said mendarat dari Jawa pada Oktober 1946.
Pasukan Andi Murtala saat hendak menemui Ambo Siraja di gunung, dihadang oleh tentara Belanda di Garessi dan terjadilah peperangan yang menyebabkan Andi Murtala beserta seluruh pasukannya tewas. Dalam pertempuran itu, turut tewas seorang perwira Belanda.
Itu sebabnya Westerling semakin dendam kepada masyarakat Suppa. Mereka dipaksa untuk menunjukkan tempat persembunyian para pejuang. Namun, jiwa kesatria masyarakat akan membuat mereka tetap bungkam meski nyawa taruhannya.
Operasi Westerling yang berlangsung selama 5 Desember 1946 sampai 21 Februari 1947, dimulai dari desa Batua hingga beberapa desa kecil di sebelah timur Makassar. Westerling sendiri langsung memimpin operasi tersebut.
Lalu, tahap kedua menyasar ke Polobangkeng yang terletak di selatan Makassar. Selanjutnya, tahap ketiga melancarkan teror ke Gowa.
Jumlah korban hasil kekejaman Westerling di Sulawesi Selatan pun hingga saat ini tidak sepenuhnya jelas. Delegasi Indonesia menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa sedikitnya ada 40 ribu orang yang tewas dibantai.
Sementara, penyelidikan Belanda pada 1950-an menemukan lebih dari 3 ribu orang telah dibunuh dalam waktu tiga bulan. Adapun Westerling sendiri menyatakan bahwa korban jiwa hanya 600 orang.
dilansir dari liputan6.com