Search

Mengulik Kisah Misteri Gunung Indonesia

Aulanews.id – Penuturan pengalaman metafisik dari seorang pendaki saat mendaki argopuro pada bulan Ramadhan 2001. Pengalaman ini bisa dibilang tidak lazim, karena salah seorang dari ke-enam pendaki tersebut sempat mengalami situasi mistis di pos-pos kunci di Cikasur, Cisentor, Rawa Embik dan anak sungai arah Taman Hidup.

Keenam pendaki tersebut, mendaki ke gunung Argopuro lewat rute umumnya yaitu via Baderan dan turun via Bremi.
Mereka memulai pendakian kisaran pukul 09.00 pagi, setelah menyelesaikan proses perijinan di Pos Baderan.

Mereka sepakat, pendakian kali ini diawali 08.00 atau 09.00 pagi – hingga pukul 04.00 atau 05.00 sore. Mereka menghindari berjalan malam hari, dengan pertimbangan keselamatan, mengapa? karena semuanya belum pernah mendaki ke gunung tersebut. Sehingga perjalanan pagi lebih memudahkan untuk melihat jalur, dibandingkan pada saat malam hari. Sehingga meminimalisir peluang tersesat. Ditambah lagi, seluruh pendaki kekeh tetap menunaikan ibadah puasa.

Baca Juga:  Sejarah Dago, Tempat Menetapnya Petani Pada Zaman Belanda

Situasi cuaca waktu itu jatuh pada musim hujan, ditambah tidak ada pendaki lain yang mendaki saat itu di gunung Argopuro. Hal ini diketahui dari informasi pos Baderan, diperkuat dengan, tak ada nama pendaki yang tercantum dalam daftar buku pendaki dalam rentang 1 minggu sebelumnya.

Jadi jelas waktu itu kami dan tim mendaki gunung Argopuro tanpa ditemani oleh tim dari pendaki lainnya, alias tim tunggal saat berangkat.

Hari Pertama Pendakian
Tim berangkat pada pagi hari dan beristirahat pada sore hari sekitar pukul 05.00 di pos I. Hari pertama diputuskan untuk bermalam di pos tersebut. Pos I pada tahun 2001 hanya berupa tanah datar seukuran 1-2 tenda berukuran 4 orang. Tidak ada bangunan ataupun selter. Karena biasanya para pendaki langsung tembak di Cikasur pada hari pertama.

Baca Juga:  Cantik! Penampakan Puncak Gunung Merapi di Pagi Cerah

Namun, kami lebih memilih berjalan santai, sekaligus sambil menikmati pemandangan yang rindang. Maklum, kita baru pertama kali ke gunung Argopuro, jadi gak ingin buru-buru. Rute antara Base Camp hingga pos I didominasi oleh hutan heterogen dan pinus lainnya. Suhu berkisar antara 20-15 derajad dengan kemiringan tanjakan sekitar 25-30 derajad. Camp di malam pertama, tim kami berjalan dengan lancar tanpa menemukan keganjilan apapun.

Hari Kedua Pendakian di Cikasur dan Awal Kisah Mistisnya
Seperti kesepakatan awal, tim mengawali pendakian kisaran pukul 09.00 dan sampai di Cikasur sekitar pukul 02.00. Kami bersepakat untuk bermalam di Pos Cikasur, dengan pertimbangan antara lain :

(1) Pos Cikasur ada merupakan salah satu maskot di Argopuro. Pendaki akan disuguhi hamparan padang rumput yang hijau, flora, fauna, aliran sungai yang jernih dan reruntuhan penginapan lengkap dengan pangkalan helikopter era pendudukan kolonial Belanda.

Baca Juga:  Tari Remo Massal 65 Ribu Pelajar Suroboyo Pecahkan Rekor MURI

(2) Para pendaki, bila beruntung akan dapat menyaksikan burung merak, kijang dan kawanan babi hutan. Ditambah tanaman slada air yang tumbuh di pinggiran aliran sungai

Aulanews.id – Kamp-kamp tersebut berada di lingkungan Lac Vert dan Mugunga, dekat Goma, ibu kota provinsi Kivu Utara, yang mengalami peningkatan tajam dalam kekerasan selama beberapa bulan terakhir. Wakil Juru...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist