Melihat Kembali Sejarah Layanan Katering Jemaah Haji di Makkah

Pada 2018 dan 2019, layanan katering di Makkah diberikan sebanyak 40 kali, dalam bentuk makan siang dan malam. Adapun pada 2020 dan 2021, Indonesia tidak memberangkatkan jemaah haji karena pandemi Covid-19.

Dijelaskan Subhan, sejak 2015 sampai 2019, selalu saja ada penghentian sementara layanan katering jelang dan setelah puncak haji. Hanya saja, rentang masa penghentiannya yang berbeda-beda. Pada 2015, penghentian sementara bahkan sudah dilakukan sejak enam hari sebelum puncak haji. Sementara pada 2016 hingga 2019, penghentian sementara dilakukan sejak tiga hari sebelum fase puncak haji. Layanan katering pada masa itu baru diberikan kembali tiga hari setelah puncak haji, tepatnya mulai 16 Zulhijjah.

Baca Juga:  Presiden Prabowo Apresiasi Peranan Muhammadiyah Bangun Bangsa

Ada dua alasan penghentian katering jelang dan setelah puncak haji. Pertama, menjelang wukuf, seluruh jamaah haji dunia sudah terkonsentrasi di Makkah sehingga jalanan mulai padat dan akses menuju ke pemondokan jemaah juga sering ditutup saat menjelang salat. “Kondisi seperti ini menyulitkan dalam proses distribusi makanan karena kepadatan lalu lintas di Kota Makkah,” jelas Subhan.

“Kita sih maunya memberikan layanan makanan terus menjelang hari H-nya. Tapi kondisi di Makkah memang berbeda karena kepadatan lalu lintas. Seluruh bus transportasi juga dihentikan dua hari menjelang Arafah karena seluruhnya dikonsentrasikan untuk Armina,” tambahnya.

Alasan kedua, sebut Subhan, tenaga kerja penyedia layanan katering, misalnya juru masak, menjelang puncak haji ikut dikonsentrasikan ke dapur-dapur di Armina. Sebab, layanan katering selama Armina dimasak di dapur-dapur yang disiapkan di tenda jemaah haji Indonesia di Arafah dan Mina. “Jadi mereka sudah terkonsentrasi untuk Armina. Sehingga, layanan katering pada masa-masa itu dihentikan sementara,” ujarnya.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Saksikan dan Serahkan Trofi Juara Pertamina Grand Prix of Indonesia 2024

Pada 2022, pandemi Covid-19 mulai mereda. Indonesia kembali memberangkatkan jemaah haji. Namun, saat itu kuota yang diberikan tidak mencapai 50%, hanya 100.050 jemaah haji saja. Pengurangan kuota juga terjadi untuk semua negara. Secara keseluruhan, berdasarkan data yang dirilis Arab Saudi, total jemaah haji 2022 pada kisaran 800.000. Jumlah ini terbilang kecil. Sebab, saat normal, jumlah jemaah haji bisa mencapai 2,5 juta orang.

“Kondisi Makkah yang lengang, mendorong PPIH atas arahan Gus Men Yaqut Cholil Qoumas untuk memberikan layanan katering secara penuh. Saat itu, jemaah haji Indonesia mendapatkan 75 kali makan selama di Makkah berupa sarapan, makan siang, dan makan malam,” paparnya.

Baca Juga:  Bertemu dengan Presiden Filipina, Menhan Prabowo Bahas Partisipasi Dalam Forum Bilateral

Berita Terkait

Menhan Sjafrie Kunjungi Pusdiklatpassus Kopassus Batujajar

Pertemuan Hangat Presiden Prabowo dan PM Ibrahim di Rumah Tangsi Malaysia

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top