“Kita tidak bisa dan tidak boleh berpuas diri,” katanya. “Hari ini dan setiap hari, kita harus berkomitmen kembali untuk mengatakan lebih dari sekedar ‘tidak pernah lagi’. Kita harus menjalani hidup kita setiap hari dengan mantra ini. Holocaust selamanya harus menjadi peringatan bagi kita semua untuk tetap waspada terhadap kebencian, rasisme, prasangka, dan intoleransi yang meluas.”
Suster Selma Tennenbaum Rossen dan Suster Edith Tennenbaum Shapiro, yang selamat dari Polandia, menyampaikan pidato pada Upacara Peringatan Holocaust PBB, yang diadakan untuk memperingati Hari Peringatan Internasional untuk mengenang para korban.
‘Tidak pernah lagi seperti sekarang’: IsraelDuta Besar Israel Gilad Erdan mengatakan serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober oleh Hamas adalah “usaha genosida”.
“Kami, orang-orang Yahudi, memahami arti genosida lebih dari orang lain,” katanya. “Kami telah dianiaya selama ribuan tahun. Hitler menanamkan makna genosida ke dalam DNA kita.”
Namun, pada tanggal 7 Oktober, Hamas “merobek luka itu”, katanya sambil menepuk sebuah bintang kuning, sebuah lencana yang dipaksakan oleh rezim Nazi untuk dikenakan oleh orang-orang Yahudi, yang ditempelkan di kerah bajunya.
“Pada Hari Peringatan Holocaust Internasional…Saya berdiri di sini, atas nama Negara Israel, atas nama semua orang yang dibunuh oleh Nazi dan Hamas, dan saya bersumpah, kami tidak akan melupakannya. Tidak pernah lagi seperti sekarang.”
© Unsplash/Frederick Wallace
Koper dan tas disita dari tahanan di kamp konsentrasi di Auschwitz, Polandia.
Dehumanisasi memungkinkan terjadinya HolocaustDalam pernyataan memperingati hari internasional tersebut, Volker Türk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), mengatakan dunia berkewajiban untuk mengkaji mengapa Holocaust terjadi untuk memastikan hal itu tidak pernah terulang kembali.