“Ana Aula Bi Musa” Saya lebih berhak menghurmatiNabi Musa, kata Nabi dalam Hadits diatas, Ini menunjukkan Nabi memperingati kemenangan Nabi Musa dengan berpuasa dan menyuruh orang untuk berpasa, konteksnya Memperingati sebuah anugerah Alloh kepada Orang-orang Soleh dan Para Nabi-nabi sebelumnya, merupakan anjuran dan kesunnahan, makanya jika ummat Islam seluruh dunia, setiap Muharram ada Pasa Sunnah, Peringatan-peringatan Muharram dan Asyura, apa lagi di Indenesai, disana sini ada peringatan Muharram, dikemas dengan Peringatan Tahun Baru Hijriyah, sebetulnya mereka mengambil pelajaran Hadits Nabi diatas, kemudian dikemas menjadi sebuah momentum tahun baru Hijriyah, ini makna Haditsnya secara kontekstual.
MAKNA DAN HIKMAH MUHARRAM
Pemahaman makna dan hIkmah yang lebih mendalam dalam Peringatan Muharram, Asyura, dan Tahun Baru Islam, tahun Baru Hijriyah dijelaskan dalam Kitab Tanbihul Ghofilin Karangan Al-Faqih Abu Al-Laits Muhammad bin Ibrahim As-Samarqandy halaman 122-124, beliau mensyarahi Hadits Shohih diatas dengan berbagai, argumentasi antara laian :
Bulan Muharram juga disebut dengan bulan Asyura, (sepuluh) diambil dari kata Asyru Karamatin, sepuluh karamah, dan kemulyaan yang diberikan oleh Alloh kepada Para hamba-hamba pilihann, para rasul dan anabi-nabi sebeum Rasulullah saw.
- Diterima Taubatnya Nabi Adam as.
Nabi Adam dan Hawa, setelah melakukan pelanggaran dilarang mendekat pohon Khuldi sebagai mana dalam al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 19, juga Surat Al-Baqarah ayat 35, dengan bujuk rayuan Iblis beliau disurga, malah memekan buah khuldi, yang kemudian Allah menghukumnya diturunkan di bumi, untuk menebus dosa-dosanya, yang sampailah Allah memepertemukan Nabi adam dan Ibu Hawa Lagi di Jabal Rahmah Padang Arafah Kota Makah, hal ini terjadi pada bulan Asyura/ Muharram.
- Allah Mengangkat Nabi Idris ke Tempat Mulia (Surga)
Dalam Tafsir At-Thabari, Muhammad bin Jarierier bin Yazid Abu Ja’far At-Thabary berkata allah swt. Mengangkat derajatnya Nabi Idris Alaihis salam ke tempat yang mulia (ke langit) dan ditempat yang mulia itu beliau tidak mati, sebagai mana Nabi Isa as. (tafsir At-Thabari jilid 18 hal. 213), hal ini dinyatakan oleh Abul Laits Muhammad bin Ibrahim As Samarqandy, bertepatan pada bulan Asyura, atau bulan Muharram (tanbihul Ghafilin 122)
- Bersandarnya Perahu Nabi Nuh
Dalam al-Qur’an surat Hud ayat 44 dijelaskan bahwa Perahu Nabi Nuh Berlayar sangat lama, sekitar 6 bulan, kemudian berhenti di gunung yang dinamakan gunung Judiy, banjir bandang zaman nabi Nuh, dapat teratasi, dan doselamatkannya Nabi Nuh dari bencana banjir bandang tersebut Bertepatan dengan tanggal 10 bulan Asyura, di bulan Muharram (Sulaiman Al-Qurtuby 9/36) Do’a nabi Nuh untuk bisa selamat dari bencana banjir bandang yang dibaca terus menerus selama ujian banjir, diijabahi sungguh-sungguh oleh Allah pada bulan dan tanggal Asyura. Muharram.