Search

MAKNA DIBALIK PERINGATAN MUHARRAM TAHUN BARU HIJRIYAH

Istimewa_Foto_Dr KH Romadlon Chotib MH
Istimewa_Foto_Dr KH Romadlon Chotib MH

Tahun bari hijriyah diambilkan dari peristiwa Hijrahnya Rasulullah saw., dari kota Makkah al-Mukarramah, menuju Kota Madinah al-Munawwarah, Hijrah menurut bahasa berarti Pindah, menurut ternimologinya berpindah dari suatu yang kurang baik,menjadisesuatu yang lebih baik, dari sesuatu yang kurang Islami menjadi suatu yang lebih Islami, Pengambilan nma Hijriyah pun untuk dapat menjadikan pergantian tahun bari Hijriyah, menjadikan sesuatu yang kemarin kurang baik, diharapkan menjadi hal yang lebih baik lagi (makna Hijriyah).

Momentum Tahun Baru Hijriyah, banyak dikemas oleh para Ulama’ dan orang orang Shalih, untuk Muhasabah, (Introspeksi diri), dengan selalu bertaubat dan berdo’a, memohon kepada sang pencipta Allah swt., Agar ditahu yang lampau, banyak kesalahan, dan kekurangan, dapat diampuni, dan kemudian pada tahun-tahun mendatang menjadi tahun yang lebih sukses, semangat, dan tentu lebih baik secara keseluruhan, sebagai mana kesuksesan peristiwa Hijrah, dengan momentum ini para ulama dan orang-orang solih membekali masyarakat muslim dengan membuat tuntunan do’a ahir tahun, dan do’a awal tahun, do’a ahir tahun dibaca setelah solat ashar ahir bulan Dzul Hijjah, dan Do’a awal tahun dibaca sehabis Maghrib Tanggal 1 Muharrah, (tahun baru Hijriyah). Yang kemudian diikuti dengan berpuasa, santunan kepada anak yatim, faqir miskin, dan berbagai kegiatan yang bernuansa Islami.

Baca Juga:  Desy Ratnasari Alasan Tidak Segera Menikah

MEMPERINGATI TAHUN BARU HIJRIYAH

Peristiwa Muharram, sebetulnya sudah ada sejak manusia Pertama, Yaitu Nabi Adam Alaihissalam, beliau diturunkan ke bumi dengan Dewi Hawa, untuk menjalankan Taubatan Nasuha (taubat yang tulus dan bersih), beliau berdua diturunkansecara terpisah jauh, Adam diturunkan di daerah India, sedangkan Ibu Hawa diturunkan di daerah Irak, tempat yang sangat berbeda dan Jauh, Namun alloh kemudian mempertemukan keduanya di Arafah Makkah, tepatnya di Jabal Rahmah setelah keduanya melakukan pertaubatan,dan diterima Taubatnya oleh Allah swt. Bertepatan dengan bulan Muharram, atau Asyura, (Abul Laits As-Samarkandy, Tanbihul Ghofilin 122)

– Bobotoh tanpa tiket tidak akan diperbolehkan masuk ke area Stadion SJH. Pihak kepolisian berhak untuk mengembalikan Bobotoh tanpa tiket yang memaksa masuk ke stadion. – Membawa dan atau mengonsumsi...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist