Lebih lanjut mahasiswa S2 Magister kampus UIN Walisongo itu mengatakan, Qibla Box memiliki kelebihan perhitungan atau algoritma arah kiblat. Hal itu disebabkan karena Qibla Box merupakan instrumen robotik.
“Karena instrumen robotik, Qibla Box memiliki kelebihan perhitungan atau algoritma arah kiblat, sehingga suatu tempat dapat diketahui secara langsung tanpa melakukan perhitungan arah kiblat lagi secara manual,” tambahnya.
Penggunaan Qibla Box tidak membutuhkan waktu yang lama, sangat mudah dan sederhana. Pengguna cukup menyambungkan kabel yang sudah terkoneksi pada Qibla Box dengan menggunakan power bank.
Selanjutnya, Qibla Box diputar hingga angka koreksi pada layar LCD menjadi 0° dan Qibla Box telah menghadap kiblat.
Meski begitu, Fajrul mengungkapkan bahwa Qibla Box masih memiliki banyak kekurangan dan perlu pengembangan.
“Instrumen ini asih dapat dikembangkan lebih baik lagi,” ujar Fajrul.
Mahasiswa UIN Walisongo itu berharap, nantinya Qibla Box dapat menjawab permasalahan penentuan arah kiblat yang ada serta masyarakat umum dapat menggunakannya dalam penentuan arah kiblat dengan mudah dan efisien.