Search

Mahasiswa Bangkalan Protes Pengelolaan Sampah yang Dianggap Semrawut

Aksi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan, Jawa Timur, terkait dengan buruknya pengelolaan sampah di Kabupaten Bangkalan. Aksi diwarnai dengan pembakaran ban bekas dan berbagai jenis sampah.

Maskur menambahkan, problem sampah semakin sengkarut di Kabupaten Bangkalan. Sebulan terakhir, tumpukan sampah berada di belakang Stadion Gelora Bangkalan (SGB) dan juga di Kelurahan Pangeranan. Karena menyebabkan bau tak sedap, warga kompak menutup kedua tempat itu karena bukan tempat pembuangan sampah.

“Mau sampai kapan Pemkab Bangkalan ini bisa memindahkan tumpukan sampah yang tidak terurus ini. Persoalan sampah yang tidak terurus ini telah merugikan masyarakat dan merusak lingkungan,” tandasnya.

Data yang dikantongi Maskur, produksi sampah di Kabupaten Bangkalan setiap harinya mencapai 60 ton. Jumlah sampah sebanyak itu, idealnya didukung dengan keberadaan TPA yang luasnya mencapai 3,5 hektare. Sedangkan TPA di Desa Buluh, Kecamatan Socah yang sudah ditutup warga, kurang dari luas ideal itu.

Baca Juga:  Sekelompok Mahasiswa Kaltim Tolak Kedatangan Jokowi Di Samarinda

“Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bangkalan nomor 5 tahun 2012, pengelolaan sampah yang didukung dengan luas lahan lebih dari 3,5 hektare. Yang ada tidak mencapai luas tersebut dan kondisinya sekarang sudah ditutup karena bermasalah dengan warga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bangkalan, Anang Yulianto saat dikonfirmasi mengatakan, TPA yang ada di Desa Buluh, Kecamatan Socah sudah sesuai dengan lokasi yang diatur di dalam Perda Tata Ruang Kabupaten Bangkalan. Namun kendalanya, TPA tersebut ditolak warga dengan berbagai alasan.

“Kami masih terus melakukan pendekatan persuasif kepada warga agar TPA Buluh dibuka lagi. Secara aturan, tidak ada yang dilanggar oleh Pemkab Bangkalan,” ujar Anang Yulianto melalui sambungan telpon seluler.

Baca Juga:  Harga Emas Antam Hari Ini 7 Februari, Naik ke Rp937 Ribu

Menurut Anang, penolakan TPA Buluh oleh warga karena warga belum sepenuhnya mengerti tentang pengelolaan sampah. DLH sudah menyiapkan peralatan modern bagaimana sampai diolah dan didaur ulang. Dengan peralatan yang modern, persoalan bau akan teratasi. Bahkan warga sekitar bisa mengambil manfaat untuk meningkatkan pendapatan mereka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Aulanews.id – Video Stina Blackstenius seperti yang diceritakan rekan satu timnya Baca Juga:  Ivanna Zakiyah Mengajar di Harvard University

...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist