Krisis Air Melanda Afrika Selatan yang Membuat Keran-Keran Mengering

Aulanews.id – Selama dua minggu terakhir, Tsholofelo Moloi telah menjadi salah satu dari ribuan warga Afrika Selatan yang mengantri untuk mendapatkan air saat kota terbesar negara itu, Johannesburg, menghadapi kejatuhan sistem air yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memengaruhi jutaan orang.

 

Dilansir dari Cbsnews.com, warga kaya dan miskin belum pernah melihat kekurangan seberat ini. Sementara cuaca panas telah menyusutkan waduk, keruntuhan infrastruktur setelah puluhan tahun diabaikan juga banyak menjadi penyebabnya. Frustrasi publik adalah tanda bahaya bagi African National Congress yang berkuasa, yang menghadapi tantangan paling serius dalam pemilihan tahun ini sejak berakhirnya apartheid pada tahun 1990-an.

 

Sebuah negara yang sudah terkenal dengan pemadaman listrik berjam-jam kini mengadopsi istilah yang disebut “daerah aliran sungai” praktik tidak mendapatkan air.

Moloi, seorang warga Soweto di pinggiran Johannesburg, tidak yakin dia atau tetangganya dapat menanggung lebih banyak lagi.

 

Mereka dan orang lain di sekitar pusat ekonomi Afrika Selatan dengan sekitar 6 juta penduduk antri hari demi hari untuk kedatangan truk tangki muncipal yang mengirimkan air. Sebelum truk akhirnya tiba sehari sebelumnya, Moloi yang putus asa harus meminta air dari restoran terdekat.

 

Tidak ada alternatif lain. Botol air 1,3 galon dijual seharga 25 rand ($1,30), sebuah latihan yang mahal bagi kebanyakan orang di negara di mana lebih dari 32% populasi menganggur.

 

“Kami benar-benar kesulitan,” kata Moloi. “Kami perlu memasak, dan anak-anak juga harus pergi ke sekolah. Kami membutuhkan air untuk mencuci pakaian mereka. Ini sangat stres.”

 

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmen Indonesia untuk mendorong perdagangan yang terbuka, teratur, namun tetap adil dalam Leaders Retreat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) 2024...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist