Aulanews.id – “Kekuatan saja bukanlah jawabannya,” kata Vladimir Voronkov, Wakil Sekretaris Jenderal Kantor Kontra-Terorisme, kepada para duta besar di Dewan Keamanan.
“Respon yang komprehensif, yang didasarkan pada strategi politik, berdasarkan hukum internasional, dan berdasarkan pendekatan seluruh pemerintah dan seluruh masyarakat, sangat diperlukan.”
Kemajuan melawan Da’eshMerujuk pada laporan Sekretaris Jenderal mengenai ancaman yang ditimbulkan oleh Da’esh – juga dikenal sebagai ISIL – Voronkov menekankan bahwa kelompok tersebut tetap menjadi ancaman, terutama di zona konflik, meskipun ada kemajuan baru-baru ini.
Khususnya, terjadi pengurangan substansial dalam kapasitas operasional Da’esh. Penundaan yang berkepanjangan dalam mengumumkan pemimpin baru setelah pembunuhan pendahulunya merupakan indikasi adanya tantangan internal dalam kelompok tersebut, katanya.
Selain itu, upaya negara-negara anggota untuk melawan pendanaan teroris telah membuahkan hasil yang nyata, dengan perkiraan cadangan keuangan Da’esh saat ini antara $10 juta dan $25 juta, jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, tambah Voronkov.
Wakil Sekretaris Jenderal Voronkov memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan PBB.Afiliasi Da’eshDia juga menyoroti kemajuan penting dalam melawan afiliasi Da’esh di Afghanistan, Indonesia, Malaysia, Mesir, dan Mozambik.
Meskipun terdapat pencapaian-pencapaian tersebut, risiko kebangkitan kembali Da’esh tetap ada, sebagaimana dibuktikan dengan meningkatnya serangan di Irak dan Suriah sejak bulan November, yang menunjukkan ketangguhan kelompok tersebut, lanjutnya.
Da’esh dan afiliasinya tetap menjadi kekuatan di Afrika Barat dan Sahel, dengan wilayah yang luas tersebut mengalami lingkungan keamanan yang semakin memburuk dan semakin kompleks akibat perselisihan lokal ditambah dengan agenda dan operasi kelompok-kelompok ekstremis ini.
Perlunya pencegahanSebagai penutup, Voronkov menegaskan kembali komitmen PBB terhadap upaya kontra-terorisme, dan mendesak negara-negara anggota untuk mempertimbangkan konsekuensi yang tidak diinginkan yang diakibatkan oleh beberapa tindakan.
Ia juga menekankan pentingnya mendasarkan upaya kontra-terorisme dalam hukum internasional, termasuk hukum hak asasi manusia dan kemanusiaan, dan menyebutkan pentingnya pencegahan.
“Mengatasi konflik itu sendiri tetap menjadi harapan terbaik kami untuk memitigasi ancaman yang ditimbulkan oleh Da’esh dan kelompok teroris lainnya,” katanya.