“Ribuan anak-anak, termasuk mereka yang tinggal di kamp-kamp pengungsian besar, terjebak di tengah meningkatnya pertempuran dan tidak dapat mencapai keselamatan,” katanya.
“UNICEF mendesak semua pihak untuk segera meredakan situasi, memungkinkan pergerakan warga sipil yang aman dan sukarela, dan memastikan perlindungan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan, serta objek sipil.”
Pekerja bantuan terbunuhBentrokan yang sedang berlangsung di dalam dan sekitar El Fasher menimbulkan banyak korban pada pekerja dan operasi kemanusiaan, sehingga menyoroti perlunya perlindungan yang lebih besar.
Haq mengatakan seorang anggota staf organisasi non-pemerintah (LSM) Relief International di Darfur meninggal pada hari Senin karena komplikasi dari luka tembak yang dideritanya pada tanggal 1 Juni.
Pekerja bantuan tersebut ditembak ketika kembali ke kamp pengungsian Zamzam, setelah mengangkut seorang pasien ke Rumah Sakit Bersalin El Fasher.
Mendistribusikan perbekalan yang sangat dibutuhkan Sementara itu, badan pengungsi PBB (UNHCR) melaporkan bahwa tiga truk yang membawa barang-barang bantuan utama telah mencapai Darfur Utara melalui penyeberangan Tine dengan Chad. Perbekalan tersebut didistribusikan kepada lebih dari 1.100 keluarga di dua lokasi dekat perbatasan.
Di tempat lain di Sudan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendistribusikan hampir 20 metrik ton pasokan kesehatan darurat ke 18 fasilitas kesehatan dan lima pusat stabilisasi di negara bagian Kordofan Utara.
“Bantuan penting ini akan memenuhi kebutuhan darurat dan perawatan kesehatan primer bagi para pengungsi dan masyarakat tuan rumah. WHO juga berhasil mencapai Wilayah Abu Jubayhah di Kordofan Selatan untuk pertama kalinya tahun ini untuk mengirimkan pasokan kesehatan darurat,” kata Haq.
Namun ia mencatat bahwa bantuan kemanusiaan senilai $2,7 miliar untuk Sudan baru didanai 16 persen, dan hingga saat ini kurang dari $441 juta yang diterima.