Hiruk-Pikuk dan Kedinamisan Gus Dur

Dalam hal ini, Gus Dur, tidak sekedar menggunakan produk-produk pemikiran Islam tradisional saja, tetapi lebih menekankan pada penggunaan metodologi teori hukum (ushul fiqih) dan akidah hukum dalam kerangka pembentukan suatu sintesis, untuk melahirkan gagasan baru sebagai upaya menjawab perubahan-perubahan aktual dimasyarakat.

Syahdan, sekurang-kurangnya, terdapat lima elemen kunci dari pemikiran Gus Dur. Pertama, pemikirannya progresif dan bervisi jauh ke depan. Baginya, dari pada terlena oleh kemenangan masa lalu, Gus Dur melihat masa depan dengan harapan yang pasti. Bahwa bagi Islam dan masyarakat Muslim, sesuatu yang terbaik pasti akan datang.

Kedua, pemikiran Gus Dur sebagian besar merupakan respons terhadap modernitas: respons dengan penuh percaya diri dan cerdas. Ketiga, dia menegaskan bahwa posisi sekularisme yang teistik yang ditegaskan dalam Pancasila, merupakan dasar paling mungkin dan terbaik bagi terbentuknya negara Indonesia modern dengan alasan, posisi non-sektarian Pancasila sangat penting bagi kesejahteraan dan kejayaan bangsa.

Keempat, Gus Dur mengartikulasikan pemahaman Islam liberal dan terbuka yang toleran terhadap perbedaan, bahkan sangat peduli untuk menjaga harmoni dalam masyarakat. Kelima, pemikiran Gus Dur mempresentasikan sintesis cerdas pemikiran Islam tradisional, elemen modernisme Islam, dan kesarjanaan Barat modern, yang berusaha menghadapi tantangan modernitas. Dalam hal ini, baik dengan kejujuran intelektual yang kuat, maupun dengan keimanan yang mendalam terhadap kebenaran utama Islam.

Akhirnya kita tahu bahwa, fokus pemikiran Gus Dur adalah bertumpu pada terciptanya kehidupan yang damai, sesuai dengan cita-cita Islam yang memberi rahmat kepada seluruh alam, dengan menghormati secara penuh antara sesama, memberi ruang gerak, serta mengembangkan sikap pluralisme. Semuanya adalah ajaran Islam yang terkandung pada prinsip universal Islam yaitu “maqashid al-sya’riah”. Pendek kata “humanisme”, atau dalam istilah Karl Marx “Emansipatoris” memanusiakan manusia. Wallahu a’lam bisshawaab.

 )* Alumni PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo. Sekarang Nyantri di PP Nurul Jadid, sekaligus Kader PMII Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist