“Saya layani seperti keluarga sendiri, apalagi jamaah haji yang saya layani lansia, membayangkan seakan saya melayani nenek saya,” tukas Zalfa.
Setelah pelayanan penyambutan kedatangan jamaah haji di bandara KAAIA Jeddah usai, selanjutnya Zalfa bersama para petugas Haji lain bergeser untuk melayani jamaah haji pada puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Sembari melayani, Zalfa pun berkesempatan mengikuti ritual haji sebagaimana jamaah haji.
Dikira gadis Arab
Ada pengalaman unik saat Zalfa melayani kedatangan jamaah haji di bandara KAAIA Jeddah selama musim haji 2024 ini, yakni sering dikira sebagai gadis Arab Saudi.
“Saya sering dikira sebagai orang Arab, mereka kadang menyapa saya pakai bahasa Inggris,” ujarnya seraya tersenyum.
Zalfa mengaku memang keturunan timur tengah. “Dari ayah dan ibu memang ada keturunan Arab, dari Yaman dengan marga Alaydrus,” ujar mahasiswa jurusan komunikasi dan penyiaran Islam salah satu kampus di Yordania ini.
Pengalamannya menjadi petugas haji tahun 2024 ini menurutnya sangat luar biasa. Ia tak menyangka, sebagai mahasiswa semester awal bisa lolos seleksi yang diikuti oleh ribuan mukimin dan mahasiswa Indonesia yang kuliah di timur itu. Biasanya yang lolos mahasiswa-mahasiswa semester akhir, makin lama makin tinggi poinnya.
“Selain lama perkuliahan, yang jadi poin penilaian panitia seleksi adalah dinilai nilai akademis serta keaktifan di organisasi pelajar,” pungkasnya.
