Peserta lainnya, Faheem Aref selaku Co Founder Light Art VR, sebuah perusahaan asal Amerika yang memberikan pengalaman realitas virtual hiburan Islami, juga sedang mencari mitra/franchise di Indonesia.
Light Art VR sendiri merupakan perusahaan pembuat konten tentang warisan Islam beresolusi 8K dengan berbagai bahasa. Memanfaatkan teknologi virtual reality (VR), perusahaan ini menghadirkan pengalaman khusus kepada pengunjung untuk menyaksikan kisah-kisah Islam seperti Makkah, Hijrah, kisah Nabi Musa AS, Maulid Nabi, hingga kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Dengan teknologi VR, orang tidak hanya bisa merasakan pengalaman berada di situs suci umat Islam, namun juga membawa mereka kembali ke masa kenabian 1400 tahun lalu. Pengguna teknologi VR bisa merasakan gerakan, mencium aroma Ka’bah, merasakan angin serta pergerakannya. Bagi umat Islam, ini adalah terobosan yang dapat mengobati kerinduan yang belum pernah merasakan pengalaman ke tanah suci dan tempat-tempat bersejarah lainnya.
Melalui pameran HEI, Light Art VR menawarkan harga promo Rp 785 juta untuk 1 kios, dan sudah termasuk 4 kursi gerak serta 2 headset VR non-motion. Nantinya, mitra atau franchiser bisa membuka kios VR dengan ukuran 4×4 meter di mall-mall atau di area yang sering dilewati. Mitra tidak perlu membayar dimuka untuk produk Light Art VR, hanya bayar biaya royalti 25% dari tiket yang dijual.
Selama HEI berlangsung, turut hadir perusahaan jasa Export Aggregator yang membantu pelaku usaha memasuki pasar Internasional di Dubai, Amerika Serikat, Jepang dan Filipina. Salah satunya adalah Usindo Exim Consultant llc, perusahaan aggregator ekspor asal Amerika Serikat.