Aulanews.id – Port-au-Prince telah berada dalam cengkeraman kelompok bersenjata selama beberapa tahun, dan sekitar dua bulan lalu mereka melancarkan serangan terkoordinasi yang melumpuhkan wilayah metropolitan.
Sejak itu, UNICEF, bersama Direktorat Nasional Air Minum dan Sanitasi (DINEPA) dan mitranya, telah menyediakan lebih dari 2,6 juta liter air minum yang aman untuk anak-anak dan keluarga di 20 lokasi menampung mereka yang mengungsi.
Kondisi mengerikan, ancaman penyakit Meningkatnya kekerasan yang terjadi baru-baru ini telah memperburuk situasi mengerikan yang dihadapi oleh anak-anak dan keluarga, yang tidak memiliki dukungan dan fasilitas penting.
Musim hujan yang terjadi saat ini semakin menambah penderitaan mereka, menyebabkan banjir besar di daerah dataran rendah ibu kota dan meningkatnya kasus kolera di Cité Soleil, sebuah lingkungan yang sangat miskin.
“Tanpa air minum yang berkualitas dan fasilitas sanitasi dan kebersihan yang memadai, anak-anak yang menjadi pengungsi akan menderita terkena penyakit yang ditularkan melalui air, khususnya wabah kolera yang meluaskata Ruben Um Bayiha, Kepala Program Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH) UNICEF.
‘Menavigasi zona perang’ Lebih lanjut, dia berkata “beroperasi di lingkungan yang tidak aman dan bergejolak seperti menavigasi zona perang setiap hari.”
Terlepas dari tantangan yang ada, UNICEF dan mitranya meningkatkan upaya untuk melindungi anak-anak dan keluarga serta memberikan dukungan penyelamatan nyawa yang sangat mereka butuhkan, tegasnya.
Mendukung keluarga pengungsi UNICEF memimpin respons WASH di Haiti, memberikan lebih dari separuh dukungan secara keseluruhan, memastikan air minum yang aman, sanitasi, dan layanan kebersihan di semua lokasi pengungsian.
