Search

Gelar Rapat Evaluasi Program dan Kegiatan Lembaga/Badan Khusus Mantapkan Kinerja PCNU Situbondo

“Dalam evaluasi program dan kegiatan, PCNU sebagai evaluator ingin mengetahui seberapa tinggi mutu atau kondisi sesuatu hal sebagai hasil pelaksanaan program dan kegiatan setelah data terkumpul dibandingkan dengan kriteria atau standar tertentu. Dan juga ingin mengetahui tingkat ketercapaian program dan kegiatan. Apabila tujuan belum tercapai, maka PCNU ingin mengetahui letak kekurangan dan sebabnya. Hasilnya digunakan untuk menentukan tindak lanjut atau keputusan yang akan diambil sebagai petunjuk untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu kegiatan. Dengan mengukur outcome dan output dengan membandingkannya pada hasil yang diharapkan, pengambil keputusan menjadi lebih mampu untuk memutuskan jika program dan kegiatan harus dilanjutkan, dimodifikasi, atau dihentikan sama sekali,” kata Sekretaris PCNU Situbondo K. Kholki Rahman, S.Pd.I. “Bukan hanya laporan secara lisan saja, melainkan laporan perkembangan kinerja Lembaga/Badan Khusus yang bisa dikirimkan ke PCNU berupa hardcopy dan softcopy ke Badan Perencanaan Nahdlatul Ulama (BAPENU) Situbondo,” pungkasnya.

Baca Juga:  Spirit Halal Bihalal : Memperkuat Silaturahmi, Meningkatkan Kinerja

“Dalam penganggaran berbasis kinerja terdapat dua perspektif yaitu top-down dan bottom-up. Perspektif top-down berarti bahwa penganggaran dirancang oleh pemegang kebijakan tertinggi untuk kemudian dilaksanakan tiap unit kerja di bawahnya, sedangkan perspektif bottom-up berarti bahwa anggaran digunakan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menghasilkan keluaran. Atas hasil keluaran tiap Lembaga/Badan Khusus, pada akhirnya penganggaran mendukung pencapaian Program Kerja PCNU Situbondo,” kata Ketua BAPENU Situbondo Andri Wibisono, S.H., M.Si. di saat diwawancarai usai Rapat Evaluasi. “Tidak dipungkiri bahwa hingga saat ini penganggaran berbasis kinerja masih menjadi primadona sistem penganggaran terbaik,” imbuhnya. (hj)

“Ada beberapa pertimbangan untuk maskot, karena maskot itu bisa dibentuk menjadi badut, boneka atau gantungan kunci sebagai bahan sosialisasi,” tegasnya. Sementara itu praktisi Wahyu Kokang menambahkan lomba maskot , mars...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist