Gaza: Tim bantuan PBB mencapai wilayah utara yang dilanda bencana, mengkonfirmasi penyakit dan kelaparan yang ‘mengejutkan’

“Kami menyerukan kepada semua orang untuk menghormati warga sipil yang mencoba melarikan diri dari perang,” kata Petropoulos.

Menggemakan pesan tersebut, OCHA menegaskan kembali bahwa tim bantuan terus “berulang kali dicegah untuk melakukan pekerjaan kami, terutama di wilayah utara yang terkepung”.

Kekerasan yang sedang berlangsung “pemboman yang tak henti-hentinya” dan runtuhnya ketertiban sipil serta kendala akses “terus menghambat respons kemanusiaan”, tegas kantor koordinasi bantuan PBB.

“Dengan permusuhan yang kini memasuki bulan keenam – dan Gaza semakin mendekati kelaparan – kita harus membanjiri Gaza dengan bantuan.”

Sementara itu, Dewan Keamanan PBB bersiap berkumpul pada hari Jumat untuk melakukan pemungutan suara mengenai resolusi yang dipimpin AS yang menyoroti “pentingnya gencatan senjata segera dan berkelanjutan” di Gaza dan pembebasan semua sandera yang tersisa, serta pengiriman bantuan kemanusiaan yang penting.

Sebelumnya, delegasi AS telah memblokir upaya untuk meloloskan resolusi gencatan senjata di badan beranggotakan 15 negara tersebut, yang tugas utamanya adalah menjaga atau memulihkan perdamaian dan keamanan internasional.

Perkembangan ini terjadi di tengah tekanan internasional yang terus meningkat untuk melakukan gencatan senjata di Jalur Gaza dan meningkatkan akses bantuan untuk misi kemanusiaan, khususnya ke wilayah utara, dimana para ahli kerawanan pangan minggu ini memperingatkan bahwa kelaparan bisa terjadi “kapan saja”.

Menjelang pertemuan Dewan Keamanan PBB yang dijadwalkan pada pukul 9 pagi di New York, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan bahwa rancangan resolusi terbaru mencakup seruan untuk “gencatan senjata segera terkait dengan pembebasan sandera.”

Diplomat tertinggi AS tersebut berbicara di Mesir selama kunjungan terakhirnya ke Timur Tengah seiring dengan berlanjutnya perundingan tidak langsung mengenai kemungkinan kesepakatan antara Israel dan Hamas, yang ditengahi oleh AS, Mesir, dan Qatar. Mr Blinken mengatakan kesepakatan itu “sangat mungkin”.

Di bidang kemanusiaan, laporan menyebutkan bahwa AS melanjutkan upayanya untuk membangun ponton pendaratan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza melalui laut. Pembangunannya bisa selesai sebelum 1 Mei, kata seorang pejabat senior AS.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist