Eka Tjipta Widjaja Jatuh-Bangun Rintis Kertas Tjiwi Kimia

Tjiwi Kimia juga menjadi salah satu pabrik kertas dari Asia Pulp and Paper (APP Sinar Mas) di Indonesia yang aktif mempromosikan daur ulang kertas bekas. Serat daur ulang akan digunakan untuk membuat berbagai produk kertas halus dan alat tulis Tjiwi Kimia.

Tjiwi Kimia resmi menawarkan sahamnya ke publik lewat initial product offering pada 1990 dengan kode emiten TKIM. Sebanyak 9,3 juta saham ditebar ke lantai bursa dengan harga Rp 9.500 per saham, dilansir dari RTI. Lebih dari tiga dasawarsa lalu, dicatat pada Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta, tepatnya pada 3 April 1990.

TKIM kembali memasuki indeks LQ45 pada periode Februari-Juli 2019, bersamaan dengan perdagangan BEI yang cukup fluktuatif sejak pekan pertamanya Mei. Sebanyak 30 saham dari 45 saham anggota LQ45 juga membukukan kinerja negatif selama periode tersebut.

Kapitalisasi pasar TKIM mencapai Rp 24,13 triliun per Jumat (1/10). Saham TKIM pada perdagangan di BEI pada Jumat (1/10/2021) dibuka koreksi ke level Rp 7.925 per saham, dari penutupan hari sebelumnya Rp 7.950 per saham. Adapun sepanjang 2021, saham TKIM terkoreksi sebanyak 21,07%, dilansir dari RTI.

Meskipun pergerakan harga saham masih merah, TKIM mampu membagikan dividen tahun ini, untuk kinerja perusahaan di 2020 lalu. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar 26 Agustus 2021 sepakat membagi dividen tunai sebesar US$ 5,37 juta atau setara Rp 77,83 miliar. Investor yang memiliki saham TKIM akan memperoleh dividen Rp 25 per lembar saham.

Eka Tjipta Widjaja bisa disebut sebagai jantung perusahaan pabrik kertas ini. Pria kelahiran Tiongkok, 3 Oktober 1923 tersebut memiliki nama asli Oei Ek Tjhong, dilansir dari Antara. Terlahir dari keluarga sangat miskin, membuat Eka yang berusia 9 tahun dan ibunya memutuskan merantau ke Indonesia untuk mencari sang ayah. Sesampainya di Makassar, Eka membantu bekerja di toko kecil rintisan ayahnya.

Dengan memanfaatkan teknologi, fintech syariah menjawab tantangan inklusi keuangan di Indonesia. Menurut data OJK, sekitar 70% masyarakat Indonesia masih belum memiliki akses ke layanan keuangan formal. Fintech syariah berupaya mengatasi...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist