Menurutnya, validasi database masjid ini sangat penting. Kenapa? “Meski sudah ada data tentang kemasjidan melalui apliasi Simas Kemenag (Kementerian Agama), tapi banyak juga masjd yang belum terupdate. Kita ingin melakukan survei itu untuk update data,” jabar dia.
Selanjutnya, ia menjelaskan fungsi dari validasi database masjid ini. Menurut Arif Afandi, DMI Surabaya ingin memiliki data jumlah msjid secara konkret. Data itu akan digunakan sebagai langkah untuk pemberdayaan ekonomi umat.
“Jadi, jika kita punya data masjd yang valid, itu akan menjadi dasar pemetaan masjid untuk menjadikan masjid sebagai sumber pemberdayaan ekonomi umat,” jlentreh Arif.
Selain itu, validasi data masjid juga bisa digunakan sebagai database pihak lain. Arif mencontohkan ada masjid yang menjadi korban penipuan dengan dalih untuk pendataan. Ada juga takmir masjid yang resah karena pendataan itu memiliki tujuan tertentu.
Sedangkan pendataan oleh DMI Surabaya tujuannya untuk pemberdayaan ekonomi umat. “Data dari DMI Surabaya nanti akan disinergikan dengan datanya Kemenag. Jadi, jika ada orang butuh data masjid, mereka tidak perlu mencarinya sendiri,” katanya kembali.
Sementara itu, selain diikuti pengurus daerah DMI Surabaya, rakerda ini juga dihadiri Ketua DMI Jawa Timur Drs KH Roziqi MM, Kepala Kemenag Surabaya, Dr H Pardi, N.Pdi, dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Surabaya KH Muhid. Rakerda juga menghadirkan beberapa narasumber Mirna Agustina (Area Ritel Dan Trannsc Business Manager Bank Syariah Indonesia), Roy Renwarin (Yayasan Edukasi Waqaf Indonesia), serta Dr Ahmad Ajib Ridlwan, S.Pd, M,Si (Pakar Ekonomi Syariah Universitas Negeri Surabaya yang juga merupakan Ketua Litbang DMI Surabaya). (*)