Aulanews.id – Lebih dari seratus warga empat desa di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur terjangkit penyakit Chikungunya dalam beberapa pekan terakhir. Petugas Dinas Kesehatan setempat melakukan pengasapan guna mengantisipasi semakin mewabahnya virus yang ditularkan dari gigitan nyamuk tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Ngawi dr Yudono mengatakan, sesuai data empat desa yang warganya terserang Chikungunya adalah Desa Keras Wetan, Klampisan, dan Sidorejo di Kecamatan Geneng, serta Desa Tirak di Kecamatan Kwadungan. “Sudah satu bulan terakhir kita sampaikan agar petugas puskesmas dan warga mengantisipasi DBD dan Chikungunya. Pada waktu-waktu musim hujan seperti ini biasanya akan naik. Sejauh ini, ada 4 desa yang terjangkit,” ujar Yudono di Ngawi, Jumat (11/11/2022).
Untuk mengantisipasi penyebaran penyakit chikungunya, Dinkes Ngawi telah melakukan pengasapan di daerah terjangkit. “Secara kewilayahan, kepala puskesmas harus sudah tanggap. Jadi kalau ada kasusnya harus langsung difogging,” tegasnya.
Selain fogging, pihak dinkes setempat juga mengimbau masyarakat untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. Kegiatan PSN dengan 3M plus dinilai sangat efektif untuk memutus siklus nyamuk pembawa penyakit chikungunya dan demam berdarah. Sehingga, penyakit demam berdarah maupun chikungunya dapat dicegah.
Sementara, salah satu warga Desa Keras Wetan, Purwati mengatakan, penyakit Chikungunya menyerang warga secara bergantian. Rata-rata warga mengeluhkan demam, persendian sakit, dan lemas tidak bisa berjalan. “Gejala awal, kaki terasa berat. Terus buat jalan kaki sakit sekali bahkan hampir tidak bisa jalan. Setelah itu, panas, kena air itu menggigil, dan linu-linu semua di sendi,” terang Purwati.
