Protes yang menuntut gencatan senjata di Gaza telah terjadi di banyak kota di Amerika dalam beberapa bulan terakhir, termasuk di dekat bandara dan jembatan di New York City dan Los Angeles, demonstrasi di luar Gedung Putih dan demonstrasi di Washington.
Para pengunjuk rasa sering mengganggu acara kampanye dan pidato Biden, termasuk penggalangan dana penting di New York City pada hari Kamis.
Mereka telah meminta Biden untuk memenuhi tuntutan mereka atau berisiko kehilangan dukungan mereka pada pemilu November mendatang. Warga Amerika keturunan Arab dan Muslim kemungkinan besar tidak akan mendukung saingan Biden, mantan Presiden Donald Trump dari Partai Republik, namun para pengamat mencatat bahwa mereka bisa saja tidak ikut pemilu dan menolak perolehan suara penting bagi Biden. Mereka sangat mendukung Biden pada tahun 2020.
Biden mengatakan pada hari Jumat bahwa dia berupaya untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, membebaskan sandera yang disandera oleh Hamas dan segera melakukan gencatan senjata yang berlangsung setidaknya enam minggu.
Biden juga mengatakan bahwa warga Amerika keturunan Arab telah menjadi target kejahatan kebencian, seraya mencatat kasus penikaman fatal pada bulan Oktober terhadap seorang anak berusia 6 tahun asal Palestina bernama Wadea Al-Fayoume di Illinois, penembakan terhadap tiga siswa keturunan Palestina pada bulan November di Vermont, serta penikaman terhadap seorang pria Amerika keturunan Palestina pada bulan Februari di Texas.
Kelompok Islam Palestina Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan militer Israel berikutnya terhadap Gaza yang dikuasai Hamas telah menewaskan lebih dari 32.000 orang, menurut kementerian kesehatan setempat, membuat hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi, menempatkan daerah kantong itu di ambang kelaparan dan menyebabkan tuduhan genosida yang dibantah Israel.